Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Momen

15 Desember 2008 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sukanto Terkaya Lagi, Bakrie Melorot

DAFTAR orang terkaya di Indonesia versi majalah Forbes Asia berubah seiring dengan krisis keuangan global. Majalah tersebut menempatkan Sukanto Tanoto sebagai orang terkaya Indonesia, menggeser posisi Aburizal Bakrie dan keluarganya dari peringkat satu ke sembilan.

Nilai kekayaan bersih Sukanto, menurut Forbes, US$ 2 miliar (sekitar Rp 21 triliun pada kurs sekarang). Kekayaan pemilik kelompok usaha Raja Garuda Mas itu sebenarnya turun sekitar 57 persen dibanding tahun lalu sebesar US$ 4,7 miliar (sekitar Rp 44 triliun). Sukanto pernah menjadi orang terkaya di Indonesia versi majalah yang sama pada 2006.

Orang Indonesia terkaya kedua dan ketiga adalah Hartono bersaudara, Budi dan Michael Hartono, pemilik Grup Djarum, salah satu produsen rokok terbesar di Indonesia. Kekayaannya masing-masing US$ 1,72 miliar dan US$ 1,67 miliar.

Aburizal Bakrie dan keluarganya berada di posisi sembilan dengan kekayaan US$ 850 juta (sekitar Rp 9 triliun). Tahun lalu Forbes menempatkan Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat itu dan keluarganya sebagai orang terkaya di Indonesia dengan kekayaan US$ 5,4 miliar (sekitar Rp 50 triliun). Merosotnya kekayaan Bakrie disebabkan harga saham perusahaannya di bursa ambruk. Aburizal mengakui kekayaannya menurun 90 persen. ”Sekarang di bawah 10 persen. (Posisi) tidak sama seperti dulu,” ujarnya dalam acara talk show ”Menko Kesra Menjawab soal Posisi Pemerintah dalam Masalah Lumpur Sidoarjo” di Jakarta, pekan lalu.

Perekonomian
Pertumbuhan Indonesia Akan Turun

Bank Dunia menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun depan menjadi hanya 4,4 persen. Angka ini jauh dari perkiraan pada April lalu sebesar 6,4 persen. Penurunan ini terkait dengan resesi yang melanda semua negara di dunia.

Perekonomian Indonesia, kata Kepala Ekonom Bank Dunia William Wallace, akan melambat karena investasi dan ekspor tahun depan akan menurun. Pertumbuhan ekspor akan menurun menjadi 1-2 persen dari semula 14 persen. ”Baru akan pulih menjadi sekitar 8 persen pada 2010,” ujarnya.

Dengan asumsi pertumbuhan ekonomi 4,4 persen, angka kemiskinan 2009 masih akan tetap tinggi, yaitu 13,8 persen atau sekitar 31 juta orang dari 225 juta penduduk Indonesia. Jumlah penduduk miskin bakal bertambah menjadi 13,9 persen jika pertumbuhan anjlok lebih dalam lagi hingga 4,1 persen.

Menurut Wallace, perekonomian Indonesia baru akan membaik pada 2010. Saat itu, pertumbuhan diperkirakan sudah naik mencapai 5,9 persen.

Perda
Ribuan Peraturan Daerah Dibatalkan

Pemerintah pusat membatalkan ribuan peraturan daerah dan rancangan peraturan daerah tentang pajak daerah serta retribusi. Alasannya, bertentangan dengan kepentingan umum dan perundangan di atasnya. Peraturan ini tidak sinergis dengan kebijakan pemerintah pusat dan menyebabkan ekonomi biaya tinggi, bahkan ada yang tumpang-tindih dengan peraturan lain.

Hingga 10 Desember 2008, sebanyak 11.401 peraturan daerah dan 2.150 rancangan peraturan diterima oleh pemerintah pusat. Setelah dievaluasi oleh Departemen Dalam Negeri dan Departemen Keuangan, 2.554 peraturan direkomendasi untuk dibatalkan. Lalu ada 1.421 rancangan disarankan untuk direvisi atau ditolak. ”Otonomi sering diartikan automoney,” kata Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan Departemen Keuangan Mardiasmo, Kamis pekan lalu.

Ketua Komite Pemantau Pelaksanaan Otonomi Daerah Bambang P.S. Brodjonegoro menilai peraturan yang dibatalkan biasanya mengganggu iklim investasi dan ekonomi. ”Pemerintah pusat punya hak veto membatalkan,” katanya.

Pinjaman
Krakatau Dapat Pinjaman US$ 200 Juta

Konsorsium Export Credit Agency, yang terdiri atas dua bank asal Jerman, KFW dan HV Bank, serta bank HSBC akan mengucurkan pinjaman US$ 200 juta (sekitar Rp 2,1 triliun) kepada PT Krakatau Steel (Persero) pada awal 2009. Dana ini akan digunakan untuk membiayai modernisasi pabrik. ”Dananya cair pada kuartal pertama tahun depan,” ujar Direktur Utama Krakatau Steel Fazwar Bujang pada Rabu pekan lalu.

Perusahaan baja pelat merah ini mencari pinjaman baru karena belum bisa merealisasikan penawaran umum perdana saham dalam situasi ekonomi sekarang. Adapun modernisasi pabrik merupakan bagian dari program ekspansi perusahaan untuk meningkatkan kapasitas produksi baja canai panas yang ditargetkan naik dari 2 juta ton menjadi 2,5 juta ton per tahun.

Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Sofyan Djalil mengatakan, Krakatau Steel harus tetap melakukan ekspansi meskipun penawaran perdana saham belum bisa terlaksana. Pencarian kredit menjadi salah satu cara mengeksplorasi segala kemungkinan pendanaan investasi pada kondisi krisis. ”Jangan gara-gara krisis, terus tidak jadi jalan,” katanya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus