Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
JAKARTA – Perusahaan jasa konstruksi memperketat protokol kerja dan kesehatan berkaitan dengan berlakunya pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Jakarta untuk menekan penyebaran virus corona.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mahendra Wijaya, Sekretaris Perusahaan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk atau Wika, mengatakan salah satunya dengan melarang pekerja meninggalkan kamp atau ruang menginap yang tersedia di lokasi proyek. Menurut dia, ruang inap pekerja sudah memenuhi standar kesehatan secara umum. "Karena itu, tak ada yang akan meninggalkan lokasi," kata dia, akhir pekan lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Di Jakarta dan sekitarnya, Wika mengerjakan beberapa proyek, antara lain pembangunan Jakarta International Stadium (JIS) seluas 22 hektare di Tanjung Priok, Jakarta Utara, yang hingga akhir tahun lalu progresnya sudah mencapai 13,5 persen. Wika juga melanjutkan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung yang sempat terhenti karena penataan drainase dan prosedur keselamatan. Demikian pula dengan Jalan Tol Lingkar Luar Bogor (BORR) seksi 3-A. "Kami sudah punya prosedur operasi dan gugus tugas sendiri untuk mengikuti anjuran pemerintah," kata Direktur Utama Wika Tumiyana.
Direktur Utama PT Waskita Toll Road Herwidiakto mengatakan tidak ada proyek yang dihentikan meski pemerintah Jakarta sudah memberlakukan PSBB secara penuh. "Kami lanjutkan pekerjaan dengan protokol yang sudah disepakati," ucapnya.
Herwidiakto mengakui bahwa kontraktor dalam grup Waskita Karya pernah mengusulkan penghentian pekerjaan sementara di sejumlah proyek jalan tol dalam kota kepada satuan tugas yang terdiri atas konsultan, pejabat pembuat komitmen (PPK), serta balai perwakilan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Di Jakarta, grup Waskita Karya menggarap jalan tol Cimanggis-Cibitung sepanjang 25 kilometer, jalan tol Cibitung-Cilincing sepanjang 34 km, serta jalan tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Becakayu) sepanjang 16 km.
Awalnya, kata Herwidiakto, usul pembekuan proyek muncul karena kekhawatiran akan tingginya tingkat infeksi virus corona di Jakarta. Sesuai dengan Instruksi Menteri PUPR Nomor 02?Tahun 2020, proyek bisa dihentikan bila ada pekerja yang positif terjangkit corona atau berstatus pasien dalam pemantauan (PDP). Belakangan, kata dia, satgas menilai belum ada temuan risiko penularan. "Jadi, pekerjaan penting seperti pengerasan girder jalan bisa terus jalan," ujarnya.
Peraturan Gubernur Nomor 33 Tahun 2020 tentang PSBB yang diterbitkan oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan pada Jumat lalu memberi kelonggaran pada sektor konstruksi. Namun, Herwidiakto meminta pekerja berdiam di lokasi proyek selama dua pekan, sesuai dengan penerapan skema tersebut. "Tidak diperkenankan keluar-masuk," kata dia. Sebagai gantinya, pengelola proyek wajib menyiapkan tempat tinggal, mencakup makanan dan fasilitas kesehatan.
Direktur Jenderal Bina Konstruksi Kementerian PUPR Trisasongko Widianto memastikan semua proyek di Jakarta berjalan dengan protokol anti-corona. Hal itu mencakup evaluasi risiko secara berkala oleh satgas di masing-masing proyek. Kepala Biro Komunikasi Publik Kementerian PUPR Endra Saleh Atmawidjaja meminta kontraktor tetap memperhatikan kontrak dan target waktu penyelesaian proyek, terutama yang didanai kas negara. "Bila tak berisiko, bisa dilanjutkan." EKO WAHYUDI | ADAM PRIREZA | YOHANES PASKALIS
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo