Kota mini batavia city

SEBUAH kompleks ''kota mini'' seluas lima hektare, tak lama lagi akan berdiri di kawasan Karet Tengsin, Jakarta Selatan. Batavia City, begitu namanya, dibangun oleh PT Batavia City Realty, perusahaan patungan tiga pengusaha lokal (Budi Brasali, Ibrahim Risjad, dan Henry Liem pemilik 75% saham) dengan Tomen Corporation (Jepang) yang menguasai 25% saham. Di sini, mereka tidak hanya akan membangun empat menara apartemen, tapi juga perkantoran, hotel berbintang empat, pusat perbelanjaan, serta sederet fasilitas penunjang lainnya (seperti restoran, pusat olahraga, dan taman). Investasinya tak kurang dari 290 juta dolar atau sekitar Rp 611 miliar. Menurut Aldo Brasali, Direktur Pelaksana Batavia City, 30% dari biaya investasi merupakan modal sendiri. Sedangkan sebagian besar (yang 70%) diperoleh dari pinjaman empat bank Jepang yang dijamin langsung oleh Tomen Corporation. Namun Aldo yakin, seluruh pinjaman itu akan bisa dikembalikan dalam lima tahun sejak pembangunan dimulai (awal 1994), atau tiga tahun sejak mulai beroperasi. Alasannya, lokasi Batavia City yang berada di jantung kota, ''Merupakan lokasi yang superior dan strategis,'' ujar Aldo. Buktinya, kompleks perkantoran yang akan selesai dibangun akhir 1995, 50% sudah terjual habis dengan harga 1.600 dolar - 2.000 dolar per meter persegi. Ini berarti, sisa yang belum terjual tinggal 25% atau 20 ribu meter persegi. Sedangkan yang 25% lainnya direncanakan untuk disewakan. Apartemen, hotel, dan pusat perbelanjaan diperkirakan juga akan laku keras. Soalnya, ''Kami tidak akan mulai membangun sebelum yakin ada pasarnya,'' kata Aldo.