Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
INI menyangkut kredibilitas. Saya kira tidak ada diskusi soal itu.” Pernyataan tegas ini dilontarkan Pemimpin Redaksi Harian Kompas Rikard Bagun setelah bertemu dengan anggota Dewan Pers di Jakarta, Selasa pekan lalu. Rikard mengatakan, bila ada anak buahnya yang kedapatan membeli, apalagi memeras, untuk mendapatkan saham, sudah pasti akan kena sanksi tegas: diberhentikan. ”Selesailah,” kata Rikard. Ia menambahkan bahwa wartawan Kompas dilarang membeli saham, untuk mencegah benturan kepentingan.
Wartawan punya banyak akses ke pasar saham. Bermodal hubungan kerja dengan para pengambil keputusan di lantai bursa, termasuk perusahaan yang terdaftar di pasar saham, mereka bisa menulis banyak hal, termasuk hal-hal baik tentang perusahaan yang sahamnya mereka beli. Akibatnya, banyak orang tertarik membeli, harga saham naik, dan wartawan tadi meraih untung. ”Berkat” profesinya sebagai wartawan, mereka menikmati keuntungan pribadi. Ini jelas merupakan conflict of interest.
Kasus dipecatnya tiga karyawan lembaga penyiaran publik Jepang, NHK, pada 2008 menjadi contoh konflik kepentingan wartawan yang mencari peruntungan di lantai bursa. Pemecatan dilakukan setelah pengawas sekuritas negeri itu memastikan tiga wartawan—seorang di antaranya direktur—di jaringan stasiun tersebut terlibat praktek curang jual saham. ”Kami memutuskan pemecatan tidak terhormat karena terlibat kasus insider trading,” demikian keterangan pers yang disampaikan NHK.
Berdasarkan investigasi pengawas sekuritas, tiga wartawan itu masing-masing membeli 1.000-3.000 lembar saham jaringan restoran ternama Kappa Create Co., pada 8 Maret 2008. Kemudian diberitakan bahwa restoran itu akan mengakuisisi grup restoran sushi. Sehari setelah pemberitaan, mereka melepas saham tersebut dan memperoleh keuntungan Rp 10-40 juta. Para wartawan itu mengaku mendapat informasi setelah melihat laporan rekan sejawat mereka, yang akan ditayangkan, dan segera membeli saham tersebut.
Setelah kasus itu terkuak, manajemen NHK memeriksa 11 ribu karyawan divisi pemberitaan untuk memastikan tak ada yang memiliki saham. Tak hanya sampai di situ, sembilan redaktur senior yang dianggap mengetahui skandal tersebut dikenai sanksi potong gaji, termasuk pemimpin produksi di kantor pusat, Tokyo. Presiden NHK Genichi Hashimoto langsung mengundurkan diri. Penggantinya, Shigeo Fukuchi, menyatakan permintaan maaf atas kasus itu kepada pemirsa.
Washington Post, media yang sangat terpandang di Amerika Serikat, memiliki kebijakan yang sangat ketat untuk menangkal terjadinya konflik kepentingan wartawan yang berbuah keuntungan pribadi. Bukan hanya wartawan peliput bursa atau ekonomi, seluruh jajaran redaksi harus melaporkan kondisi keuangan, termasuk tabungan dan investasi, kepada atasannya. Perusahaan media ini juga mewajibkan karyawan yang memiliki keluarga pengusaha melaporkan jenis usaha dan kondisi keuangan perusahaan keluarga itu.
Kredibilitas memang segala-galanya bagi media yang hidup dari kepercayaan pembacanya.
Adek Media, Riky Ferdianto
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo