Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Kritik ATM Beras, Dedi Mulyadi: Mestinya Kementan Libatkan Bulog

Wakil Ketua Komisi IV DPR Dedi Mulyadi mengkritik program ATM beras yang dicanangkan Kementerian Pertanian.

28 April 2020 | 16.55 WIB

Warga menggunakan ATM Pertanian Si Komandan untuk mendapatkan beras gratis di Kodim 0501/Jakarta Pusat, Senin, 27 April 2020. Setiap harinya tersedia 1,5 ton beras pada ATM tersebut yang diperuntukkan bagi 1.000 warga prasejahtera. Tempo/Tony Hartawan
Perbesar
Warga menggunakan ATM Pertanian Si Komandan untuk mendapatkan beras gratis di Kodim 0501/Jakarta Pusat, Senin, 27 April 2020. Setiap harinya tersedia 1,5 ton beras pada ATM tersebut yang diperuntukkan bagi 1.000 warga prasejahtera. Tempo/Tony Hartawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Komisi IV DPR Dedi Mulyadi mengkritik program ATM beras yang dicanangkan Kementerian Pertanian. Menurut Dedi, program itu tidak terlampau efektif dan hanya merupakan produk ego sektoral dari Kementerian.

"ATM beras enggak efektif. Prosesnya lama, harus pakai PIN dan sebagainya. Masyarakat enggak semua mengerti," kata Dedi dalam rapat dengar pendapat dengan Kementerian Pertanian yang digelar secara virtual, Selasa, 28 April 2020.

Dedi mengatakan, semasa menjadi Bupati Purwakarta dulu, ia pernah menjalankan program serupa. Namun, nyatanya program itu tidak bisa berjalan dengan baik di lapangan.

Ketimbang meluncurkan ATM beras, Dedi menilai semestinya Kementerian Pertanian bekerja sama dengan Perum Bulog. Sebab, kata dia, saat ini Bulog telah memiliki infrastruktur yang lengkap untuk mengantarkan logistik sampai ke level masyarakat. "Jadi antar-kelembagaan ini jangan punya ego sektoral," ujarnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100



Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo sebelumnya menyatakan progam ATM beras merupakan hasil kerja sama antara kementeriannya dengan TNI dan sejumlah mitra lainnya. ATM beras ini digadang-gadang mampu menyelesaikan masalah ketersediaan pangan di level masyarakat.

"Pada titik itu, salah satu yang menjadi masalah adalah ketersediaan dan akses pangan bagi masyarakat yang kurang mampu," kata Syahrul saat meluncurkan ATM beras di Depok, Ahad, 26 April 2020.

Syahrul mengungkapkan ATM beras ini akan menyasar pihak-pihak yang belum mendapatkan manfaat bantuan sosial saat pandemi Covid-19. ATM beras yang dikembangkan oleh Badan Litbang Pertanian Kementan tersebut pun memiliki kapasitas muat 180 kilogram dengan waktu operasi selama 12 jam per hari.

ATM beras diharapkan dapat membantu seribu penerima dalam sehari. ATM itu akan mengeluarkan beras dengan jumlah 1,5 kilogram beras per orang.

FRANCISCA CHRISTY ROSANA | ANTARA

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
Francisca Christy Rosana

Francisca Christy Rosana

Lulus dari Universitas Gadjah Mada jurusan Sastra Indonesia pada 2014, ia bergabung dengan Tempo pada 2015. Kini meliput isu politik untuk desk Nasional dan salah satu host siniar Bocor Alus Politik di YouTube Tempodotco. Ia meliput kunjungan apostolik Paus Fransiskus ke beberapa negara, termasuk Indonesia, pada 2024 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus