Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

KTT APEC di Peru Kembali Bahas Pembentukan Kawasan Perdagangan Bebas Asia Pasifik atau FTAAP

Pertemuan organisasi Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) di Arequipa, Peru kembali membahas Kawasan Perdagangan Bebas Asia Pasifik

16 Mei 2024 | 23.14 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional, Djatmiko Bris Witjaksono mewakili Menteri Perdagangan RI bersama Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menghadiri Sesi I Pertemuan Menteri Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (Asia Pacific Economic Cooperation Ministerial Meeting/APEC AMM) 2023 Plenary di San Francisco, Amerika Serikat (AS). (Dok. Kemendag)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Pertemuan organisasi Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) di Arequipa, Peru pada 12-14 Mei 2024 kembali membahas Kawasan Perdagangan Bebas Asia Pasifik atau Free Trade Area of the Asia Pasific (FTAAP). Hal tersebut dianggap relevan di tengah kondisi perekonomian dunia saat ini.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Di forum tersebut, Indonesia menekankan, upaya mengatasi perbedaan  masing-masing ekonomi menjadi hal utama jika ingin pembentukan FTAAP terwujud. “Kami menekankan pentingnya kerja sama dalam mengatasi berbagai perbedaan di antara Ekonomi APEC, terlebih mengingat perbedaan prioritas dan tingkat pembangunan,” kata Direktur Perundingan Antarkawasan dan Organisasi Internasional Direktorat Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan, Reza Pahlevi Chairul melalui keterangan tertulis pada Kamis, 16 Mei 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dalam dialog-2 yang mengusung topik A New Look at the FTAAP: How to Advance the FTAAP Agenda, Reza selaku pimpinan delegasi Indonesia di Komite Perdagangan dan Investasi atau Committee  on  Trade  and  Investment (CTI), menyampaikan pentingnya aspek fleksibilitas, pendekatan yang berimbang, dan upaya kerja sama di antara Ekonomi Forum Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik dalam pembahasan pembentukan FTAAP.

Menurut Reza, mulanya, FTAAP diinisiasi Dewan Penasihat Bisnis APEC (ABAC) pada 2004 atau satu dekade lalu di Chile. Dua tahun kemudian, dalam pertemuan APEC di Vietnam pada 2006, rencana mewujudkan Pasar Bebas Asia Pasifik itu mulai dikaji. Sayangnya, pembahasan soal FTAAP kian lesap.

Baru di keketuaan Peru di APEC 2024 ini FTAAP kembali mendapat ruang. Menurut Reza, Peru sebagai tuan rumah, menginisiasi sejumlah rangkaian dialog mengenai FTAAP dalam pertemuan CTI sepanjang  2024. “Di  tengah  polarisasi  dan  fragmentasi  ekonomi  global  saat  ini,  Ekonomi  APEC  sedang  menghadapi tantangan  yang  jauh  berbeda  dibandingkan  saat  pertama  kali  wacana  pembentukan  FTAAP diangkat,” tutur dia.

Reza menyebut dalam pertemuan di Peru ajang tukar pandangan soal usulan isu-isu pada sistem perdagangan internasional yang donamis dan kontribusi pada kawasan regional berstandar tinggi serta komprehensif.

Sebagai forum ekonomi berprinsip kesepakatan yang berbasis konsensus dan tidak mengikat, APEC, menurut Reza menjadi tempat yang ideal untuk menyalurkan dan mengembangkan berbagai ide inovatif. “Selain program peningkatan kapasitas  dan  mekanisme  pertukaran  informasi, para Ekonomi  APEC juga sedang mempertimbangkan berbagai gagasan untuk memajukan agenda FTAAP, termasuk pembahasan isu-isu perdagangan dan investasi masa depan.”



Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus