Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat, Dipengaruhi Putusan MK

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hari ini diprediksi bakal menguat. Masih dipengaruhi oleh sentimen putusan Mahkamah Konstitusi (MK).

24 April 2024 | 11.09 WIB

Karyawan menunjukkan uang pecahan 100 dolar Amerika di penukaran mata uang asing di Jakarta, Selasa 16 April 2024, Nilai tukar rupiah tercatat melemah hingga menembus level Rp16.200 per dolar Amerika Serikat (AS) setelah libur Lebaran 2024. Kepala Departemen Pengelolaan Moneter dan Aset Sekuritas Bank Indonesia (BI) Edi Susianto menyampaikan bahwa pelemahan nilai tukar rupiah terjadi seiring dengan adanya sejumlah perkembangan global saat libur Lebaran. TEMPO/Tony Hartawan
Perbesar
Karyawan menunjukkan uang pecahan 100 dolar Amerika di penukaran mata uang asing di Jakarta, Selasa 16 April 2024, Nilai tukar rupiah tercatat melemah hingga menembus level Rp16.200 per dolar Amerika Serikat (AS) setelah libur Lebaran 2024. Kepala Departemen Pengelolaan Moneter dan Aset Sekuritas Bank Indonesia (BI) Edi Susianto menyampaikan bahwa pelemahan nilai tukar rupiah terjadi seiring dengan adanya sejumlah perkembangan global saat libur Lebaran. TEMPO/Tony Hartawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS masih belum lepas dari angka Rp 16 ribu. Direktur Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, memprediksi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hari ini Rabu, 24 April 2024 masih akan menguat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Mata uang rupiah fluktuatif, namun ditutup menguat di rentang Rp 16.180 sampai Rp 16.260," katanya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Pada akhir perdagangan Selasa kemarin, 23 April 2024, kurs rupiah ditutup menguat pada level Rp 16.220 per dolar AS. Sementara pada hari sebelumnya, nilai tukar rupiah ditutup pada level Rp 16.237 per dolar AS. 

Salah satu sentimen yang berpengaruh terhadap kurs rupiah menurut Ibrahim adalah putusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait sengketa Pilpres 2024. MK pada Senin, 22 April 2024 menolak seluruh permohonan pemohon paslon 01 dan paslon 03 sesuai putusan No. 1/PHPU.PRES-XXII/2024.

"Ini menjadi babak akhir setelah MK melakukan persidangan secara marathon selama 14 hari kerja."

Hasil putusan MK ini, kata dia cukup positif untuk investasi dan dunia usaha. Pasalnya secara prinsip, ada dua hal yang menjadi pertimbangan keputusan stakeholder ekonomi. Pertama adalah perihal kepastian, karena terkait dengan risiko. 

Ibrahim mengklaim, keputusan MK ini cenderung diterima oleh sebagian masyarakat dan relatif tak menimbulkan gejolak politik maupun sosial. "Stabilitas seperti inilah yang memberikan insentif positif karena tingkat resiko menjadi kecil, sehingga sisi kepastian investasi dan ekonomi menjadi lebih terukur."

Sementara pertimbangan kedua adalah faktor imbal hasil atau tingkat keuntungan. Dalam konteks ini, ekonomi Indonesia menawarkan potensi yang berlimpah. Mulai dari sumber daya alam, komoditas unggulan, sampai dengan local domestic demand yang mencapai 280 juta penduduk.

Ditambah lagi, produk domestik bruto (PDB) Indonesia secara signifikan ditopang oleh konsumsi rumah tangga. Artinya, peningkatan nilai tambah, manufakturing dan investasi masih punya porsi dan potensi yang besar untuk mengerek rasio PDB.

"Secara paralel, kondisi geopolitik dan kebijakan ekonomi global sedang tidak mendukung serta kebangsawanan dari paslon 01 maupun 03 membuat perpolitikan Indonesia semakin kondusif."

Sementara dari luar, sentimen yang berpengaruh adalah memudarnya ekspektasi penurunan suku bunga lebih awal oleh The Fed. Akibatnya, para pedagang semakin banyak berinvestasi pada greenback. Gagasan tersebut, kata Ibrahim membuat sebagian besar mata uang Asia berada di bawah tekanan.

Di samping itu, para menteri luar negeri Uni Eropa pada Senin lalu sepakat untuk memperluas sanksi terhadap Iran. Hal ini berkaitan dengan serangan rudal dan pesawat tak berawak Teheran terhadap Israel.

"Investor sedang menunggu rilis angka produk domestik bruto AS dan data pengeluaran konsumsi pribadi bulan Maret 2024 ukuran inflasi pilihan The Fed pada akhir pekan ini untuk menilai arah kebijakan moneter."

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus