Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
MEMASUKI pekan terakhir Ramadan, rupiah secara perlahan menguat, bahkan dengan kenaikan suku bunga dolar Amerika Serikat sekalipun. Pekan lalu, Federal Reserve menaikkan suku bunga acuannya sebesar 25 basis point untuk kedua kalinya tahun ini.
Indeks harga saham gabungan sempat naik, lalu berfluktuasi di angka sekitar 5.700. Masuknya dana asing yang mengalir lebih kencang setelah kenaikan peringkat obligasi negara kita menjadi pendorongnya. Kenaikan peringkat kredit yang diberikan Standard & Poor's ke level "layak investasi" tampaknya membantu Bank Indonesia untuk mempertahankan suku bunga acuan 7-hari repo rate-nya di angka 4,75 persen.
Selain itu, ada perbaikan pada perdagangan luar negeri dengan dimulainya pemulihan ekonomi global. Ekspor Indonesia sampai Mei lalu terus meningkat mengikuti tren perbaikan harga beberapa komoditas dan naiknya ekspor hasil industri, seperti kendaraan bermotor, tekstil, dan besi baja. Dengan demikian neraca perdagangan membaik dibanding tahun sebelumnya. Cadangan devisa pun tumbuh mencapai titik puncaknya sebesar US$ 124,9 miliar pada akhir Mei ini.
Asumsi pemerintah pada revisi anggaran 2017 juga terlihat optimistis. Pertumbuhan tahun ini diproyeksikan mencapai 5,1-5,3 persen, dengan harga minyak diperkirakan naik ke level US$ 50 per barel dari US$ 45 pada awal anggaran.
Namun, dengan berakhirnya program pengampunan pajak, pemerintah terlihat lebih hati-hati memproyeksikan penerimaan pajak, yang tadinya ditargetkan tumbuh 16 persen, diturunkan ke angka 13 persen. Akibatnya, defisit anggaran terancam bengkak menjadi 2,5-2,7 persen dari produk domestik bruto. Beringsut dari patokan sebelumnya di level 2,4 persen. Dua indikator penting lainnya, yaitu nilai rupiah dan tingkat inflasi, diproyeksikan mencapai masing-masing 13.300 per dolar Amerika dan 4 persen.
Inflasi tahunan sampai Mei tercatat 4,35 persen, masih di bawah perkiraan. Padahal biasanya, selama bulan puasa, harga-harga melonjak mengikuti naiknya permintaan. Pemerintah sering menyebut ini cerminan kebijakannya yang sukses menjaga stabilitas ekonomi. Namun, bagi pedagang pasar dan usaha retail, penjualan pada Ramadan ini terasa jauh lebih sepi dari biasanya. Ternyata optimisme pemerintah akan prospek ke depan belum dirasakan para pedagang kecil dan konsumen.
Tingkat konsumsi beragam tergantung sektornya, tapi secara keseluruhan masih belum pulih kembali. Angka penjualan mobil mulai tumbuh secara perlahan, tapi masih di bawah biasanya. Yang mengkhawatirkan adalah tingkat penjualan sepeda motor yang terus turun. Ini menunjukkan masih lemahnya daya beli kebanyakan masyarakat kita. Meski sedikit naik, indeks penjualan retail dan kepercayaan konsumen masih lebih rendah daripada tahun-tahun lampau. Untungnya, pertumbuhan investasi dan perdagangan cukup untuk menutup lemahnya pembelanjaan negara, yang mengikuti turunnya pendapatan pajak.
Bagi perbankan, pertumbuhan kredit sudah mulai terasa. Untuk kuartal pertama, jumlah kredit naik 9 persen. Deposito juga tumbuh 10 persen, sehingga rasio kredit terhadap deposito (LDR) mencapai 89 persen dan margin bersih tingkat bunga (NIM) berada di tingkat 5,4 persen, tidak beda dengan tahun lalu.
Meski begitu, bank-bank belum selesai membersihkan tingkat kredit bermasalah (NPL), yang pada Maret 2017 berada di angka 3,0 persen, naik dari 2,8 persen tahun lalu. Ini berpotensi jadi salah satu penghambat pertumbuhan kredit. Kategori kredit khusus atau special mention, yakni kategori kredit yang sangat diperhatikan agar tidak memburuk menjadi kredit bermasalah, memang cenderung turun dari 5,8 persen menjadi 5,3 persen. Ini pertanda baik. Tapi para bankir harus lebih berhati-hati agar sinyal positif itu tak berbalik hingga sisa tahun ini.
Manggi Habir - Kontributor Tempo
Kurs | |
Pekan sebelumnya | 13.292 |
Rp per US$ | 13.298 |
Penutupan 16 Juni 2017 |
IHSG | |
Pekan sebelumnya | 5.749 |
5.723 | |
Penutupan 16 Juni 2017 |
Inflasi | |
Bulan sebelumnya | 4,17% |
4,33% | |
Mei 2017 YoY |
BI 7-Day Repo Rate | |
4,75% | |
15 Juni 2017 |
Cadangan Devisa | |
28 April 2017 | US$ miliar 123,249 |
Miliar US$ | 124,953 |
31 Mei 2017 |
Pertumbuhan PDB | |
2016 | 5,02% |
5,1% | |
Target 2017 |
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo