Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

LPEM UI Sarankan Bank Indonesia Pertahankan Suku Bunga Acuan 6 Persen

LPEM UI rekomendasikan Bank Indonesia pertahankan suku bunga acuan 6 persen untuk memberikan ruang gerak kebijakan moneter di saat yang lebih mendesak

20 November 2024 | 00.09 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo (tengah) didampingi Deputi Gubernur Senior Destry Damayanti (kanan) dan Deputi Gubernur Doni P Joewono (kiri) menyampaikan keterangan pers hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI di Jakarta, Rabu, 16 Oktober 2024. Keputusan tersebut diambil untuk untuk mempertahankan stabilitas perekonomian Indonesia di tengah ketidakpastian pasar keuangan global. ANTARA/Aprillio Akbar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Universitas Indonesia (UI) merekomendasikan Bank Indonesia mempertahankan suku bunga acuan di level 6 persen pada pengumuman Rapat Dewan Gubernur BI Rabu, 20 November 2024. Pasalnya, LPEM UI menilai pemotongan suku bunga acuan belum mendesak untuk dilakukan saat ini.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Menahan suku bunga acuan akan memberiakan ruang lebih untuk pemotongan suku bunga di masa mendatang saat diperlukan,” tulis tim kajian LPEM UI dalam analisanya, Selasa, 19 November 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

LPEM UI berpendapat kondisi ekonomi pada November 2024  dipengaruhi perpaduan faktor domestik dan global. Dari sisi domestik, inflasi masih berada dalam kisaran target BI meskipun ada tren deflasi yang terus-menerus pada beberapa komponen. Selain itu, dinamika perdagangan terus menunjukkan ketahanan meski surplus perdagangan menyempit.

Sementara itu, di tingkat global, ketidakpastian ekonomi yang berasal dari pemilihan umum Amerika Serikat dan meningkatnya ketegangan geopolitik telah memberikan tekanan pada arus modal. Hal tersebut, menurut mereka, memengaruhi stabilitas rupiah.

Kondisi rupiah yang terus melemah ke Rp15.770 per USD di pertengahan November 2024 turut jadi alasan LPEM UI merekomendasikan BI mempertahankan suku bunga acuannya. Menurut tim kajian LPEM UI, pelemahan rupiah disebabkan modal keluar yang dipicu oleh tensi geopolitik dan naiknya ketidakpastian terkait Pemilu AS. “Menimbang kondisi terkini dari depresiasi Rupiah dan belum adanya tekanan inflasi, kami berpandangan BI perlu menahan suku bunga acuannya di 6 persen,” tulis LPEM UI.

Pada Oktober lalu, Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, mengumumkan suku bunga acuan dipertahankan di level 6 persen. Selain itu, suku bunga deposit tetap bertahan di 5,25 persen dan suku bunga lending tetap 6,75 persen. "Keputusan ini konsisten dengan arah kebijakan moneter untuk memastikan tetap terkendalinya inflasi dengan sasaran 2,5 plus minus 1 persen pada 2024 dan 2025," kata Perry dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI, Rabu, 17 Oktober 2024.

Selain itu, Perry mengatakan, langkah mempertahankan suku bunga acuan BI dilakukan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Perry menegaskan, fokus kebijakan moneter jangka dekat adalah menjaga stabilitas rupiah di tengah ketidakpastian global.

Ke depan, menurut Perry, BI akan terus memantau ruang penurunan suku bunga acuan. Namun, dengan tetap memperhatikan prospek inflasi nilai tukar rupiah dan pertumbuhan ekonomi. "Kebijakan makro ekonomi dan sistem pembayaran juga terus diarahkan untuk mendukung stabilitas dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan," kata Perry.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus