Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia (Gubernur BI) Agus Martowardojo mengenang almarhum Rachmat Saleh semasa hidupnya sebagai sosok yang terus memberikan sumbangsih terbaik untuk negara. Bahkan setelah selesai bertugas, Rachmat Saleh masih melakukan dharma bakti terhadap perkembangan ekonomi Indonesia melalui Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Kami di Bank Indonesia mengenal beliau sebagai orang yang disiplin, jujur, sederhana, pekerja keras dan visioner," ujar Agus Marto di Jakarta, Ahad, 11 Februari 2018. Pernyataan Agus Marto disampaikan di rumah duka almarhum Rachmat Saleh, Gubernur BI selama periode 1983-1988, di Jalan Ampera, Jakarta Selatan, sesaat setelah jenazah disalatkan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Agus Marto saat itu terlihat menghampiri keluarga dari almarhum untuk kemudian membacakan ayat suci Al Quran di samping jenazah. Selain terus memberikan sumbangsih terbaik untuk negara, menurut Agus Marto, Rachmat Saleh juga dikenal sebagai figur pemberdaya sumber daya manusia di Bank Indonesia.
Rachmat Saleh meninggal dunia di Rumah Sakit Abdi Waluyo, Jakarta, Minggu, 11 Februari 2018. Ia wafat tiga hari setelah bukunya: "Rachmat Saleh : Legacy Sang Legenda Kejujuran," yang diluncurkan pada Hari Pers Nasional 9 Februari 2018 di Padang Sumatera Barat. Pada momen itu bukunya dengan 29 buku lainnya yang ditulis wartawan diserahkan Ketua Umum PWI, Margiono, kepada Presiden Jokowi.
Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Agusman sebelumnya dalam rilis yang diterima Tempo menyatakan bahwa semasa hidupnya, almarhum Rachmat Saleh dikenal jujur, tegas dan berdisiplin tinggi. Selama menjadi Gubernur BI, Rachmat Saleh senantiasa berpegang pada lima pedoman profesionalitas, etika dan moral, yaitu nasionalisme, kejujuran, kerja keras, dedikasi, serta konsisten menambah pengetahuan.