BADAN Pelaksana Pasar Modal (Bapepam) sudah menyatakan dirinya siap. Tapi jual beli saham perusahaan masih belum bisa dimulai. Jika sekedar untuk membuka Pasar Modal Juli ini, seperti dijadwalkan semula, mestinya bisa. Tapi ini pun belum kelihatan tanda-tandanya. Namun, Bapepam memang siap menunggu. Sementara menanti, latihan telah diadakannya di ruang tengah bekas ru.nah Wakil Presiden RI di Jl. Medan Merdeka Selatan Jakarta Pusat. Suatu siang menjelang lohor baru-baru ini, di situ seakan-akan hadir para pialang anggota Pasar Modal. Mereka pura-pura memajukan tawaran. Sedikitnya ada 4 tawaran untuk beli dan satu lagi untuk jual dari daftar kumpulan obligasi RI lama. Sebentar saja, kemudian bubar. Pasar sepi rupanya. Masa menunggu ini bisa sebentar, bisa lama. Ini tergantung pada ada atau tidaknya minat perusahaan swasta, baik nasional maupun asing. Nyatanya tak ada satupun aplikasi yang masuk ke Bapepam. Berarti, kalangan perusahaan masih ragu-ragu untuk go public (melepas saham ke masyarakat va Pasar Modal). Suatu seminar sehari diadakan minggu lalu di Balai Sidang, Senayan Jakarta. Dengan sponsor bersama Ikatan Financial Executive Indonesia (IFEI), PT Dana Reksa dan Bapepam, seminar itu jelas bertujuan mengurangi kebimbang:m sambil menggiurkan kalangan perusahaan. IFEI, menurut pengurusnya, kebetulan bisa dijadikan "wadah untuk komunikasi dua arah" (antara sektor swasta dan pemerintah). Sekitar 150 anggota IFEl, termasuk w.n. asing, menghadiri seminar itu denan bahasa pengantar campuran Inggeris terbanyak) dan Indonesia. Jika go public, demikian dicanangkan, perusahaan akan mendapat keringanan pajak. Tapi persoalan ialah apakah perangsang di bidang perpajakan sudah akan menarik? Ada kekuatiran bahwa perangsang itu tidak sebanding jika dilihat kemungkinan PT Dana Reksa, suatu perusahaan negara, sebagai pembeli saham yang utama. PT Dana Reksa memang akan membeli saham perusahaan dalam jumlah besar, kemudian menjual pada masyarakat sertifikatnya dalam pecahan kecil (per Rp 10.000). Dengan demikian PT Dana Reksa nanti menjadi pemegang saham langsung yang mungkin bisa turut akhirnya menentukan haluan perusahaan. Maka pengusaha TM Gobel bertanya: Apakah boleh jika tidak via PT Dana Reksa? "Saya ingin menjual saham kepada orang yang membeli radio atau televisi saya", kata Gobel. Gagasan itu mengaitkan saham perusahaan dengan promosi pemasaran, yang tidak menarik bagi JA Turangan, ketua Bapepam. Kita, kata Turangan, harus menjaga kepercayaan masyarakat. Maka untuk itu Bapepam akan meneliti sekali keadaan perusahaan apakah sehat atau tidak. Sudah berbagai ketentuan dikeluarkan pemerintah untuk melengkapi Bapepam supaya kepercayaan masyarakat itu dijamin. Antara lain hagaimana semustinya perusahaan dinilai dan pembukuannya diperiksa. Tapi di seminar itu masih besar upaya untuk meyakinkan bahwa akuntan publik di Indonesia bisa dipercaya. Maka peserta Bung Tomo, tokoh '45, mengambil contoh kejadian di suatu negeri - "tidak di Indonesia" -- di mana para pejabat biasa mempunyai perusahaan. Jika perusahaan pqabat mau go public, apakah akuntan publik di situ masih bisa bersikap objektif? tanya Bung Tomo, yang kini salah seorang Komisaris PT Kopi untuk Jawa Timur. "Saya kebetulan tidak berada di negara x itu". jawab Utomo Josodirdjo. Tokoh akuntan ini, meskipun begitu menyampaikan kertas kerja tentang bagaimana seharusnya peranan akuntan publik dalam operasi Pasar Modal. Ada pula kekuatiran Pasar Modal akan sepi terus mengingat deposito berjangka masih menawarkan keuntungan lebih besar pada masyarakat. Tapi, menurut Presdir JA Sereh dari PT Dana Reksa, sisa keuntungan (2,5%) dari deposito berjangka (15%) adalah kecil sebab dipotong inflasi (12,5%). Soalnya ialah tak gampang menjelaskan pada masyarakat bahwa dividen dari saham meskipun di bawah 10% setahun, sesungguhnya merupakan keuntungan bersih yang lebih besar. Bagi Sereh, sementara itu. hal paling mendesak ialah untuk mengetahui dulu saham siapa yang hcndak dijual. Pada tahap permulaan ini nampaknya harapan terutama diletakkan pada saham-saham perusahaan asing, antara lain Unilever, Union Carbide, Good Year dan Bata. Mereka itu sudah dikenal, sedang pembukuan mereka sudah boleh dianggap begitu beres, lalu gampang memenuhi persyaratan Bapepam untuk didaftarkan di Pasar Modal. Adalah perusahaan multi-nasional itu sesungguhnya yang paling mendesak untuk dijelaskan. "Kami menunggu, tapi kami tidak bisa memaksa mereka", kata Turangan. Perlu ada seminar khusus dengan mereka, IFEI?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini