Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Maskapai penerbangan menormalkan operasi setelah pembatasan aktivitas diperlonggar.
AirAsia Indonesia kembali melayani rute penerbangan Jakarta-Kuala Lumpur.
Garuda Indonesia sedang mengkaji pembukaan kembali sejumlah rute penerbangan internasional.
JAKARTA – Sejumlah maskapai penerbangan kembali menormalkan operasinya setelah sempat vakum karena pembatasan aktivitas pada masa pandemi Covid-19. Direktur Utama PT TransNusa Aviation Mandiri, Bayu Sutanto, menargetkan maskapainya sudah mengudara kembali pada Februari 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Operasional TransNusa dihentikan sejak 8 September 2020 karena anjloknya tingkat keterisian penumpang. “Kami masih memproses resertifikasi Air Operator Certificate (AOC) sampai akhir Desember,” ujarnya kepada Tempo, kemarin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berdasarkan data statistik Kementerian Perhubungan, kinerja TransNusa tahun lalu anjlok. Maskapai ini hanya melayani 197 ribu penumpang dan kargo (freight) 2.180 ton. Padahal, pada 2019, TransNusa mengangkut 599 ribu penumpang dan 5.152 ton kargo.
Pada akhir 2020, TransNusa baru akan berekspansi sebagai maskapai penerbangan penumpang lewat kerja sama dengan China Aircraft Leasing Group, perusahaan penyedia pesawat asal Cina. Keduanya berkolaborasi dalam penyediaan armada, manajemen aset pesawat, dan pemeliharaan pesawat. TransNusa, yang sudah melayani 30 rute domestik, pun akan menambah jalur internasional, yaitu Indonesia-Timor Leste. Namun rencana itu tersendat.
Menurut Bayu, penurunan level pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) sejak bulan lalu menjadi peluang bagi TransNusa untuk kembali masuk ke segmen penerbangan berbiaya rendah. “Nanti kami mengoperasikan tiga unit Airbus A320,” ucap dia.
Petugas keamanan memeriksa dokumen perjalanan seorang penumpang di Terminal Keberangkatan Domestik Bandara I Gusti Ngurah Rai, Kuta, Bali, 10 Mei 2021. Johannes P. Christo
Sementara itu, AirAsia Indonesia kembali melayani rute Jakarta-Kuala Lumpur sejak 2 Oktober lalu, dengan frekuensi dua kali per minggu. Maskapai low-cost carrier ini pun akan membuka rute Jakarta-Bali pada 14 Oktober mendatang. Direktur Utama AirAsia Indonesia, Veranita Yosephine, memastikan kesiapan semua kru dan armada pesawatnya. “Kami tetap perlu waspada dan menjaga higienitas semaksimal mungkin, meskipun semua telah mendapatkan vaksinasi lengkap.”
Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, Irfan Setiaputra, mengatakan akan memulai kembali penerbangan berjadwal untuk rute internasional secara bertahap. Menurut dia, mayoritas slot dan rute asing Garuda tak pernah dibekukan. “Kami tidak pernah menutup layanan penerbangan ke luar negeri, meski isinya hanya kargo,” ucapnya, kemarin. “Pada saatnya nanti, tinggal dibuka untuk penumpang.”
Irfan mengatakan sedang mengkaji sejumlah rute penerbangan internasional, seperti Osaka (Jepang) dan Melbourne (Australia). Frekuensi layanan penerbangan domestik pun akan ditambah sesuai dengan permintaan, misalnya ke Denpasar, Bali, untuk menyambut uji coba pembukaan akses wisatawan mancanegara.
Vice President Corporate Secretary PT Angkasa Pura I (Persero), Handy Heryudhitiawan, mengatakan arus penumpang harian di enam bandara wilayah Jawa-Bali meningkat hingga rata-rata 3.000 penumpang per hari sejak 23 Agustus 2021. Pada 16-22 Agustus 2021, volume pengunjung bandara “hanya” 13 ribu orang per hari. Meski meningkat, jumlahnya masih jauh dari masa normal, yang bisa dua kali lipat lebih banyak.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Badung Bali, I Gusti Ngurah Rai Suryawijaya, mengatakan penurunan level PPKM akan disusul kenaikan jumlah pelancong, terutama yang datang dengan pesawat dari berbagai maskapai penerbangan. “Kedatangan wisatawan domestik mencapai 5.000-6.000 orang. Itu via udara saja, belum yang lewat darat,” ujarnya, kemarin. Saat PPKM darurat dimulai pada 3 Juli lalu, kata Rai, hanya ada ratusan wisatawan yang terbang ke Pulau Dewata. Padahal arus kunjungan wisatawan di Bali sempat mencapai 9.000-10 ribu orang per hari sebelum masa PPKM.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA | YOHANES PASKALIS
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo