Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

May Day 2018, Kenapa Hari Buruh Menjadi Hari Libur?

Dalam sejarah kuno, May Day dirayakan terkait dengan awal musim semi. Namun, disisi lain May Day merupakan hari solidaritas dan protes pekerja.

1 Mei 2018 | 13.21 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Suasana menjelang Aksi Hari Buruh Internasional, atau MayDay di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, 1 Mei 2018. Jalan ini ditutup dan hanya menyisakan jalur Transjakarta. 1 Mei 2018. TEMPO/Maria Fransisca Lahur.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - May Day, atau Hari Buruh, menjadi hari libur pada banyak negara di seluruh dunia. Umumnya diperingati tanggal 1 Mei, tapi pemilihan tanggal bervariasi di beberapa negara. Dalam sejarah kuno, May Day dirayakan terkait dengan  awal musim semi. Namun, di sisi lain May Day merupakan hari solidaritas dan protes pekerja.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lalu, bagaimana sejarah May Day sehingga menjadi hari libur?

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Terinspirasi oleh festival Yunani kuno seperti Anthesteria, May Day awalnya adalah perayaan musim semi dan kelahiran kembali alam dan kesuburan manusia. Secara tradisional, May Day ditandai dengan pengumpulan bunga dan upacara kesuburan menari di sekitar tiang.

Baca juga:
May Day: Sejarah Suram di Balik Lahirnya Hari Buruh Sedunia
Hari Buruh, Ini Bahaya Kesehatan Orang Gila Kerja
Hari Buruh Sedunia, Ini 6 Fakta May Day

Diberitakan oleh TIME, untuk kaum sosialis dan komunis, May Day memiliki makna pidato, parade, bom, juga kekerasan. Makna ini berdasarkan peristiwa yang dilakukan 200 ribu pekerja di Amerika Serikat di tanggal 1 Mei tahun 1886 silam. Saat itu, mereka melakukan pemogokan secara nasional, meminta waktu kerja dari 10 jam menjadi delapan jam sehari.

Pada tanggal 1 Mei tahun 1886, Chicago dan kota lainnya menjadi tempat demonstrasi serikat yang besar. Mereka protes akan perubahan jam kerja dari 10 jam menjadi delapan jam. Aksi protes di Chicago direncanakan untuk beberapa hari. Namun, pada tanggal 3 Mei pemogokan di salah satu pabrik kota, berubah menjadi kekerasan. Barulah keesokan harinya, pertemuan damai antara demonstran dan pemerintah di Haymarket Square menjadi momen penting.

Pada tahun 1889, Konferensi Sosialis Internasional menyatakan bahwa untuk memperingati peristiwa di Haymarket, tanggal 1 Mei akan menjadi hari libur internasional. Hari libur ini diperuntukkan bagi tenaga kerja, yang sekarang dikenal oleh seluruh masyarakat di dunia sebagai Hari Pekerja Internasional, Hari Buruh ataupun May Day.

Tapi, sejak Juli tahun 1958 Amerika Serikat tidak lagi merayakan May Day setiap tanggal 1 Mei. Sejak awal perang dingin, Amerika menolak perayan dari kaum komunis tersebut. Hal ini merupakan putusan presiden Eisenhower saat itu. Ia menandatangani sebuah resolusi mengganti “May Day” menjadi “Loyalty Day”. Dimana, resolusi ini dibuat sebagai upaya untuk menghindari tanda solidaritas dengan "pekerja dunia" pada May Day. Resolusi menyatakan bahwa Loyalty Day akan menjadi hari khusus untuk penegasan kembali kesetiaan kepada Amerika Serikat.

TIME | TIMEANDDATE

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus