Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Menembus Batas Satu Milyar

Menyambut ultah ke-33, hari koperasi 12 juli dirayakan meriah, kpkb (kantor koperasi pegawai kotamadya bandung) terpilih sebagai juara i nas koperasi non kud koperasi setia budi wanita di malang juara ii.(eb)

19 Juli 1980 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SETIAP hari ratusan orang berdesakan di serambi belakang sebuah gedung tua. Mereka datang untuk mcminta pinjaman atau mengambil pinjaman. Kantor Koperasi Pegawai Kotamadya Bandung KPKB) memang terlalu sempit untuk melayani 4.466 orang anggotanya Apalagi menjelang lebaran dan menjelang tahun ajaran baru sekolah. "Dalam suasana seperti itu saya merasa sedih, karena belum mampu melayani kebutuhan setiap anggota," kata Igun Sarbini, 53 tahun, Ketua KPKB kepada Hasan Syukur dari TEMPO. Igun, yang memimpin koperasi itu selama dua periode, menjelaskan selama Juni lalu tak kurang dari 650 anggota yang memohon pinjaman. Jumlahnya sebanyak RP 64 juta, sedang kemampuan koperasi cuma RP 30 sampai RP 35 juta. "Apalagi tahun ini tak ada gaji ke 13," katanya. Selama kepemimpinannya itulah KPKB -- yang tahun ini meraih juara pertama nasional koperasi non KUD berkembang cepat. Selama 1973 simpanan anggota baru RP 9 juta. Pada 1979, dengan 7.000 karyawan Kotamadya Bandung, simpanan wajib sudah meIonjak mencapai Rp 108 juta. Begitu juga kredit barang yang di tahun 1973 hanya Rp 1,5 juta, selama tahun kemarin naik menjadi lebih RP 10 juta. Alhasi 1, kekayaan (assets) koperasi yang pada 1976 mencapai RP 46 juta, sampai Juni lalu sudah senilai RP 191 juta. Usahanya pun macam-macam mulai dari sebuah toko sandang-pangan, parkir sampai menang tender 50 ton beras Pemda Kotamadya Bandung. "Dari parkir saja selama tahun lalu masuk keuntungan RP 4,6 juta," kata Igun bangga. Ingin Mengetes Masih banyak usaha yang dilakukan KPKB. Tapi yang menarik adalah pandangan Igun, yang sudah 20 tahun aktif dalam koperasi. Dibebaskan dari kegiatan sehari-hari sebagai pegawai Pemda ayah dari 6 putra dan 2 putri itu berpendapat usaha koperasi itu bukan kerja sambilan. "Koperasi banyak yang ambruk karena pengurusnya kurang menghayatinya dan tidak sabar," katanya. Penghayatan itu nampaknya melekat betul pada diri Ny. M. Zaafril Ilyas, 55 tahun, Ketua Umum Koperasi Setia Budi Wanita di Malang yang berhasil merebut juara kedua non KUD. Mulai terjun dalam kegiatan koperasi sejak 1956, wanita berdarah Madura itu pernah masuk penjara gara-gar dituduh "kontrev oleh PKI di tahun 1960-an. Ny. Zaafril, istri seorang geneakolog yang suka berpakaian sederh ana itu kembali membangun usahanya pada 1975, bermula sebagai arisan para ibu di Malang. Kini apa saja yang tak dipunyai SBW yang serba usaha itu. Sebuah gedung cukup besar dekat stasiun KA Madung yang strategis itu, kini sudah mereka miliki, dibeli dari duit para anggota. Hari itu, 10 Juli lalu, penggerak dari Koperasi SBW itu nampak biasa saja ketika mengajak tamu utamanya Ny. Butanil Arifin, istri Menteri Muda Urus Koperasi, melihat-lihat kegiatan unit pertanian dan peternakan. Agak di luar kota SBW juga sudah memiliki sebuah pabrik makanan ayarn kecil-kecilan. Dan sebuah Imit percetakan, yang di samping mencetak majalah bulanan SBW sebanyak 4.200 eksemplar, juga merencanakan untuk membuat buku tulis. "Setelah kami mempunyai 5 mesin cetak karni ingin memiliki mesin potong dan mesln garis, supaya unit ini nantinya dapat membuat buku tulis sendiri, untuk keperluan putra-putri anggota," kata Ny. Zaafril. Tak berlebihan kalau Walikota Malang Kol. Soegijono melihat SBW sebagai kebanggaan kota Malang. "Kalau ke Malang, tak melihat SBW, rasanya kok kurang lengkap," katanya yang disambut riuh. Tapi koperasi yang kini beromset sekitar Rp 1,2 milyar, dan mempunyai simpanan sebanyak Rp 900 juta itu, tak hanya berhenti sampai di Malang. SBW sudah melebar sampai ke Kecamatan Dampit dan kota Lawang dan mempunvai kegiatan di urahava. Porong, Jombang dan Probolinggo. "Saya ingin mengetes, bisa tidak dikembangkan di kota lain, kata Ny. Zaafril. Bahkan di Jakarta kabarnya akan dil-uka perwakilan untuk marketing. SBW selain punya simpanan pokok, wajib dan mana suka, juga mengenal simpanan tanggung renteng. Di sini para anggota yang dibagi-bagi dalam kelompok 15-30 orang, diminta untuk menanggung seorang calon anggota kelompoknya. "Jadi ada perasaan saling mengawasi dan tanggungjawab yang lebih besar, " kata Ny Zaafril. Koperasi yang memiliki musik angklung dan drumband wanita itu, menurut Bustanil Arifin bukan mustahil akan merenggut juara pertama tahun depan. Kagi Jawa Timur tahun ini agaknya tahun baik buat koperasi. Di samping SBW yang juara kedua non-KUD, dari KUD sendiri Ja-Tim tergolong top dengan terpilihnya KUD Nugroho, di Kecamatan Purwosari, Kabupaten Kediri, sebagai juara pertama. Diketuai Soepardi, KUD Nugroho ketika didirikan di tahun 1975 sudah beranggota 1.764 petani. Kini anggotanya mencapai 2.250 orang meliputi 23 desa. Mereka juga memiliki 3 gudang, unit pertokoan dan unit kredit candakkulak. Dan ketika Menteri Muda Bustanil Arifin setengah berteriak menanyakan, apa yang mereka inginkan sebagai hadiah, para petani yang berkumpul di Balai Desa Wonotengah itu saling bersahutan "Sapi sapi..."

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus