PURNOMOSIDI Hadjisarosa, Menteri PU, masih di Arab Saudi ketika
Kamis pekan lalu diberitakan ada pekerjaan sebuah kontraktor
Indonesia di Mekah terpaksa diambil alih pemerintah. "Syukur
Alhamdulillah kita cepat bertindak sehingga nama baik Indonesia
dapat dijaga,"kata Purnomosidi seperti dikutip Antara.
Dalam berita itu disebutkan kontraktor yang "hampir bikin malu"
Indonesia sedang mengerjakan proyek jaringan telepon
Mekah-Medina. Mestinya Juni lalu sudah rampung 195 kabinet, tapi
baru bisa selesai 92 kabinet. Padahal target waktu menjelang
musim haji sudah dekat.
Menabrak Pipa Ledeng
Karena itu Purnomosidi -- yang ke Arab Saudi antara lain untuk
meresmikan pembukaan kantor PT Indonesia Consortium of
Construction Industries (ICCI) di Ryadh -- minta agar sisa
pekerjaan diselesaikan dalam waktu dua bulan mendatang. Tidak
usah menunggu empat bulan seperti batas waktu yang diminta Arab
Saudi. Diakui itu tidak mudah. Tapi menurut menteri, "usaha itu
sekaligus untuk memperagakan Indonesia bersungguh-sungguh dalam
pekerjaan, mampu, dan berani bersaing dengan kontraktor negara
lain."
Tapi Senin, 14 Juli, sehari setelah tiba dari Arab Saudi
Purnomosidi menolak memberi keterangan tentang pernyataannya itu
kepada TMro. "Saya belum siap," katanya.
Nampaknya memang ada yang perlu diperbaiki dari berita yang
sudah telanjur tersiar itu. "Pemerintah bukan mengambil alih.
Yang benar pemerintah campur tangan untuk membantu menyelesaikan
proyek telepon itu," kata Zainul Yasni, Ketua Tim Koordinator
Pengembangan Ekspor ke Timur Tengah. Turut Menteri PU ke Arab
Saudi, Yasni menerangkan, "yang diambil alih bukan proyeknya
tapi segala permasalahannya." Dan sebagai pelaksananya Menteri
PU menunjuk PT ICCI untuk membantu kontraktor yang
bersangkutan.
Kontraktor yang sedang mengerjakan Proyek sebesar US$ 130 juta
itu adalah perusahan gabungan Elnusa dan PT Handara Graha yang
memakai nama PT Motoresia. Elnusa, masih anak perusahaan
Pertamina dipimpin Dir-Ut Udaya Hadibroto, menantu Ibnu Sutowo.
Sedang PT Handara Graha adalah perusahaan keluarga yang diketuai
salah seorang anak bekas Dir-Ut Pertamina itu. Mulai dikerjakan
sejak tahun 1978, menurut kontrak proyek itu berakhir tahun
1981.
Menurut Yasni, keterlambatan proyek itu antara lain disebabkan
faktor di luar jangkauan PT Motoresia yang kedudukannya dalam
proyek itu sebagai subkontraktor dari perusahaan Dong Ah, Korea
Selatan. Dong Ah sendiri dalam proyek ini merupakan
subkontraktor dari kontraktor utama patungan Belanda-Swedia
(Philips-Ericson). Dong Ah, menurut Zainul Yasni, sering
terlambat memberikan perintah kerja. Juga gambar-gambar bertahun
1978 yang didirikan banyak yang tidak tepat lagi. Misalnya
penggalian kabel yang menurut gambar tidak melalui rumah-rumah,
kini ternyata harus lewat bangunan-bangunan. Bahkan ketika
dilakukan penggalian tanah ada yang terpaksa harus menabrak pipa
ledeng atau kawat listrik. Untuk menabrak rintangan itu
diperlukan izin pemerintah setempat yang sering makan waktu
lama.
Keterlambatan penyelesaian sebuah proyek itu ternyata bukan yang
pertama kali. PT Tehnik Umum Associates sebagai subkontraktor
dari sebuah perusahaan Arab Saudi pernah terlambat enam bulan,
disebabkan kontraktor Arab Saudi yang menyuplai bahan-bahan
untuk proyek itu sering terlambat menyalurkannya.
Bagaimanapun perlu diteliti apakah keterlambatan itu akibat ulah
pihak Korea bukan, yang terkenal trampil di Arab Saudi itu. I
api apa pun alasannya, Dir-Ut PT Bangun Cipta Sarana, Siswono,
memuji tindakan cepat Menteri Purnomosidi. Paling tidak dengan
menunjuk PT ICCI untuk mengulurkan bantuan bisa lebih
memantapkan fungsi konsorsium yang dibentuk oleh Menteri PU
Maret lalu.
Beranggota 17 perusahaan, 6 di antaraya perusahaan negara,
konsorsium itu ingin membidik proyek-proyek yang lebih banyak di
Arab Saudi. Dalam kata-kata Menteri Purnomosidi, konsorsium
dengan deking modal pemerintah itu ingin dijadikan "meriam yang
lebih besar" untuk menyerbu Timur Tengah. "Kita tidak main-main.
Semua ini untuk mencari devisa, menyalurkan tenaga kerja, meraih
kesempatan untuk mempertinggi ketrampilan tenaga-tenaga
Indonesia dengan teknologi yang mutakhir," katanya. "Juga untuk
persaudaraan Islam". Amin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini