Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Mengapa Indonesia Masih Impor Beras, Bagaimana Target Produksi Beras Mentan Syahrul Yasin Limpo?

Dari negara mana saja Indonesia impor beras selama ini? Bagaimana target produksi beras yang dicanangkan Mentan Syahrul Yasin Limpo?

3 Oktober 2023 | 07.05 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo. Produksi beras merupakan indikator kinerja Kementan yang menjadi tolok ukur atas keberhasilan berbagai program.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo pernah menargetkan produksi beras dalam negeri mencapai 55,42 juta ton pada 2024, naik dibandingkan target 2023 yang sejumlah 54,5 juta ton.

“Dengan berpatokan pada empat program (kerja Kementan) target produksi beberapa komoditi utama 2024 sebagai berikut, padi sebanyak 55,42 juta ton, dan jagung 23,34 juta ton,” kata Mentan Yasin Limpo pada Rapat Kerja (Raker) dengan Komisi IV DPR RI di Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu, 27 September 2023.

Mengutip dari Antaranews.com, target untuk komoditas lain yakni cabai dengan produksi 3 juta ton, bawang merah 1,74 juta ton, kedelai 340 ribu ton dan bawang merah 45,91 ribu ton. Lalu, komoditas kopi dengan 818 ribu ton, kelapa 2,9 juta ton, kakao 694 ribu ton, tebu 39,45 juta ton, daging sapi/kerbau sebanyak 405,44 ribu ton dan daging ayam 4 juta ton.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Untuk mencapai target produksi tersebut, Mentan mengatakan bahwa sesuai dengan Surat Bersama Menteri Keuangan dan Menteri PPN/Kepala Bappenas Nomor S-626/MK.02/2023 dan Nomor B.644/M.PPN/D.8/PP.04.02/07/2023 Kementerian Pertanian mendapatkan tambahan pagu Rp76,8 miliar karena ada kenaikan gaji ASN sebesar 8 persen sehingga pagu anggaran Kementerian Pertanian Tahun 2024 menjadi Rp14,73 triliun.

“Dari jumlah anggaran tersebut lebih lanjut dialokasikan untuk pelaksanaan empat program,” ujarnya.

Secara rinci, program ketersediaan, akses dan konsumsi pangan berkualitas mendapat usulan pagu sebanyak Rp8,19 triliun. Kemudian untuk program nilai tambah dan daya saing industri sebesar Rp1,42 triliun, program pendidikan dan pelatihan vokasi Rp641 miliar serta dukungan manajemen sebanyak Rp4,47 triliun.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Polemik Jumlah Impor Beras Indonesia

Dilansir dari Jurnal Politeknik APP Yogyakarta, jumlah beras yang diekspor ke pasar dunia cenderung meningkat yaitu mencapai 36,26 juta ton pada tahun 2011 atau bernilai USD6,15 miliar dan menjadi 38,60 juta ton pada tahun 2012.

Sedangkan laju pertumbuhan ekspor berasnya antara tahun 2005-2012 mencapai 2,21 persen dan terus berkembang dalam satu dekade belakangan ini. 

Indonesia dan Thailand sebagai kedua negara besar di Asia Tenggara memiliki produksi dan konsumsi yang besar terhadap beras. Berdasarkan data FAO (Food and Agricultural Organization), pada tahun 2011 Indonesia merupakan negara produsen terbesar dengan tingkat pertumbuhan produksi mencapai 2,60 persen di samping Vietnam dan Thailand. 

Produksi padi di Indonesia mencapai 65,7 juta ton pada tahun 2011, lalu meningkat menjadi 69,05 juta ton pada tahun 2012. Kemudian di tahun 2014-2017 menyentuh total produksi 70 hingga 80 ton.

Meskipun Indonesia memiliki produksi beras yang besar, namun dalam segi ekspor belum bisa menyaingi Thailand dan Vietnam sebagai negara teratas pengekspor beras. 

Indonesia bahkan merealisasikan impor beras yang cukup besar dibanding ekspor dan terus mengalami peningkatan dengan rata-rata sebesar 107,65 persen (volume) dan 5.126,61 persen (nilai). Hal ini menyebabkan neraca perdagangan beras Indonesia selalu mengalami defisit. 

Berbanding dengan Thailand yang meskipun dalam rentang tahun 2014-2017 tidak sampai menyentuh 33 juta ton produksi beras namun negara ini mampu menjadi ekspotir beras terbesar di dunia dengan total ekspor pada tahun 2010 mencapai 8,9 juta ton dan telah 10 juta ton di tahun 2017. 

Indonesia Impor Beras

Indonesia akan mengimpor beras dari Cina sebanyak 1 juta ton untuk menambah pasokan cadangan beras pemerintah (CBP) 2024. Rencana tersebut diungkapkan oleh Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi. 

Arief mengatakan langkah tersebut merupakan penugasan langsung dari Presiden Joko Widodo alias Jokowi. "Kami sedang dijajaki dengan Cina setelah perintah Pak Presiden beberapa waktu lalu," ujar Arief kepada Tempo, Selasa malam, 26 September 2023. 

Indonesia menjajaki peluang untuk mengimpor beras dari India hingga Cina. Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut rencana tersebut bukan untuk waktu dekat.

Jokowi menyinggung rencana ini saat mengunjungi gudang Bulog Dramaga, Kabupaten Bogor pada Senin, 11 September 2023. Menurutnya, saat ini Indonesia memiliki 2 juta ton stok beras – 1,6 juta ton berada di dalam gudang, sementara 400 ribu ton lain masih dalam perjalanan. “Ini untuk menjaga agar tidak terjadi kenaikan. Produksi pasti turun karena El Nino, meskipun angkanya tidak banyak,” kata Jokowi.

Rencana impor beras Indonesia dari Kamboja terungkap saat Jokowi menyambut Perdana Menteri Hun Manet di Istana Negara, Jakarta, pada Senin, 4 September 2023. Presiden menyebut Indonesia akan mengimpor 250 ribu ton beras dari Kamboja.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat total impor beras pada periode Januari hingga Agustus 2023. Tercatat selama periode tersebut, Indonesia telah mengimpor beras sebanyak 1,59 juta ton. Beras impor tersebut paling banyak berasal dari Thailand.

Dari total 1,59 juta ton, beras impor dari Thailand adalah yang terbesar yaitu mencapai 802 ribu ton atau mencakup 50,36 persen. Kemudian disusul beras impor dari Vietnam yaitu sebanyak 674 ribu ton atau sebesar 42,33 persen dari total impor beras. 

DIMAS KUSWANTORO  I  KUNTUM KHAIRA RISWAN  I  MUTIARA ROUDHATUL JANNAH  I  RIANI SANUSI PUTRI  I  DANIEL A. FAJRI

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus