Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Mengapa Investasi ORI Dianggap Cocok untuk Persiapan Pensiun?

Pendiri diskartes.com, Andika Diskartes berbagi tips berinvestasi Obligasi Negara Ritel atau ORI untuk mempersiapkan dana pensiun.

4 Juli 2020 | 16.13 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Obligasi Ritel Indonesia Surat Utang ORI 016

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO,CO, Jakarta - Pendiri diskartes.com Andika Diskartes berbagi tips berinvestasi Obligasi Negara Ritel atau ORI untuk dana pensiun. Menurutnya, meski jangka waktunya hanya tiga tahun, investasi ORI cocok untuk tujuan pendidikan dan pensiun.

"Kalau ORI ini, karena dia sangat membantu cash flow bulanan, misal pensiun 10 tahun lagi, kita setiap bulan dapat cash flow masuk. Cash flow masuk di rekening, bisa kita investasikan ke reksadana, dan lakukan sampai jatuh tempo," kata Andika dalam diskusi, Sabtu, 4 Juli 2020.

Dia berharap investor yang membeli ORI, bertahan sampai jatuh tempo. Namun syaratnya, kata dia, harus memiliki dana darurat.

"Jadi enggak perlu jual ORI di pasar sekunder. Kalau per bulan cash in ke reksadana. Terus tiga tahun jatuh tempo ORI, pokok yang cair ditambah cash bulanan di reksadana, bisa digabungkan untuk menabung, bahkan bisa untuk membeli ORI berikutnya atau obligasi berikutnya," ujarnya.

Sampai 10 tahun itu berjalan, dia yakin kenaikannya imbal hasil jauh lebih tinggi dari kenaikan inflasi.

Pada kesempatan yang sama, Staf Ahli Menteri Keuangan Bidang Pengawasan Pajak Nurfransa Wira Sakti mengatakan dengan membeli ORI, masyarakat membantu pemerintah secara langsung.

Selain itu, menurutnya, pemerintah memang lebih baik berhutang ke masyarakat, dari pada dari luar negeri. "Lebih baik (utang) ke masyarakat kita... pengembaliannya juga tidak musti mengikuti naik turun dolar," kata Nufransa.

Andika juga mengatakan perlu kesiapan dana untuk investasi obligasi, yaitu benar-benar memiliki uang dingin atau uang yang tidak digunakan. Sebelum berinvestasi obligasi, kata dia, harus juga ada terlebih dahulu menyiapkan dana darurat atau dana cadangan.

"Ini harus disiapkan dulu, enam kali dari spending. Kalau spending per bulan Rp 10 juta, berarti harus ada dana darurat Rp 60 juta," kata Andika.

Adapun pemerintah membuka Penawaran ORI017 berlangsung pada 15 Juni 2020 dan ditutup 9 Juli 2020.

ORI017 memiliki kupon tetap 6,40 persen per tahun dengan tenor selama 3 tahun. Dengan minimum Rp 1 juta dan maksimum Rp 3 miliar, seluruh investor warga negara Indonesia (WNI) dapat berinvestasi di dalam ORI017.

HENDARTYO HANGGI

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus