UNTUK ikut menyukseskan Visit Indonesia Year 1991, PT Bhumandala Agung dan Ferdy Pattiasina mendirikan biro perjalanan. Targetnya: melipatgandakan jumlah turis Jepang ke Indonesia. Untuk itu, mereka bekerja sama dengan Japan Travel Bureau (JTB) mendirikan Japan Travel Biro Indonesia (JTBI). Kesepakatan usaha patungan ini diteken Rabu pekan lalu, dengan modal US$ 1 juta -JTB menanggung 80% dari total investasi. Mengherankan? Tentu saja. Selama ini pihak asing dilarang terjun ke bisnis jasa di Indonesia. Tapi melalui DNI (daftar negatif investasi) yang dikeluarkan oleh BKPM, larangan itu dinyatakan tidak berlaku, khususnya untuk hotel dan biro perjalanan. JTB, dengan omset US$ 1,6 milyar, setiap tahun rata-rata mengatur 1,7 juta wisatawan Jepang ke seantero dunia. Untuk tujuan Indonesia, melalui JTB diharapkan bisa disedot 400 ribu wisatawan. Begitulah diproyeksikan oleh Subrata, seorang anggota direksi Bhumandala Agung. Porsi itu tentunya bisa ditingkatkan, mengingat turis Jepang yang ke sini sudah 250 ribu orang per tahun. Dan menurut Presiden Direktur JTBI Seiichiro Sakaguchi, kelak jumlah itu bisa ditingkatkan menjadi 500 ribu. Dari kantor pusat di Landmark II dan kantor cabang di Bali, JTBI berkonsentrasi pada jasa inbound -artinya lebih banyak mengatur wisatawan yang masuk ke sini. Tapi, menurut Subrata, bisa saja mereka melayani yang outbound. "Kalau ada yang hendak ke Jepang dan minta pertolongan kami, kami tidak akan menolak," katanya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini