Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan batik warna alam dapat meningkatkan peluang pasar. Dia menilai industri batik telah berkembang menjadi sektor usaha yang ramah lingkungan seiring dengan semakin meningkatnya penggunaan zat warna alam pada kain wastra tersebut.
Menurut Airlangga, di tengah persaingan global yang semakin kompetitif dan dinamis, preferensi konsumen terhadap produk ramah lingkungan terus meningkat. “Kehadiran batik warna alam mampu menjawab tantangan tersebut dan diyakini dapat meningkatkan peluang pasar saat ini,” kata Airlangga, dalam keterangan tertulis, Rabu, 20 Desember 2017.
Baca: Kiat Mencuci Batik dengan Mesin dari Barli Asmara
Hal tersebut, kata Airlangga, juga menjadikan batik sebagai produk yang bernilai ekonomi tinggi. Bahkan pengembangan zat warna alam tersebut turut mengurangi import zat warna sintetis.
“Karena itu, kami terus mendorong para perajin dan peneliti terus berinovasi mendapatkan berbagai varian warna alam untuk bisa mengeksplorasi potensinya, sehingga memperkaya ragam batik warna alam Indonesia,” ucap Airlangga.
Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah Kementerian Perindustrian Gati Wibawaningsih mengatakan industri batik berperan penting dalam pertumbuhan ekonomi nasional. Sektor yang didominasi industri kecil dan menengah (IKM) ini mampu menyumbang devisa negara yang cukup signifikan dari ekspor.
“Industri batik nasional memiliki daya saing komparatif dan kompetitif di pasar internasional. Indonesia menjadi market leader yang menguasai pasar batik dunia,” kata Gati.
Hingga saat ini, IKM batik tersebar di 101 sentra, seperti di Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, dan DI Yogyakarta. Jumlah tenaga kerja yang terserap di sentra IKM batik mencapai 15 ribu orang.
“Batik telah bertransformasi menjadi berbagai bentuk fashion, kerajinan, dan home decoration yang telah mampu menyentuh berbagai lapisan masyarakat dari berbagai kelompok usia dan mata pencarian di dalam dan luar negeri,” ujar Gati.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini