Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Menteri Basuki: Rencana Tata Kota Harus Ikuti Tren Belanja Online

Menteri Basuki Hadimuljono menyatakan tata kota yang baik harus siap menghadapi urbanisasi, termasuk tren belanja online.

31 Oktober 2017 | 16.51 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono melihat pameran foto Menjelajah Infrastruktur Indonesia di Summarecon Mal Bekasi, Ahad, 22 Oktober 2017. Tempo/Hendatyo Hanggi

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono menekankan pentingnya rencana tata kota yang baik untuk menghadapi tren urbanisasi. Kesalahan perhitungan dianggap bisa menyebabkan layanan sarana dan prasarana tak seimbang dengan jumlah penduduk.

Rencana tata kota pun harus mengikuti perkembangan teknologi dan budaya. Salah satu yang menjadi contoh adalah perubahan budaya belanja masyarakat, dari belanja konvensional menjadi belanja online

"Misal, apakah rencana tata kota masih membutuhkan pembangunan supermarket besar?" ujar Basuki, seperti dikutip dari siaran pers Biro Komunikasi Publik Kementerian PUPR, Senin malam, 30 Oktober 2017.

Ketidakseimbangan prasarana dengan jumlah penduduk pun bisa menimbulkan kawasan kumuh. Karena itu, Basuki menuturkan pihaknya sudah menjalankan Program Kota Tanpa Kumuh di 269 kabupaten dan kota melalui pendanaan World Bank dan Islamic Development Bank, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, serta pelibatan masyarakat.

Setidaknya sudah 6.763 hektare kawasan kumuh yang ditata dari target penataan periode 2017-2018 seluas 38.431 hektare. "Diperkirakan akan mencapai 9.974 hektare pada akhir 2019," ucapnya.

Menurut Basuki, perubahan signifikan seusai penataan kawasan kumuh terlihat di sejumlah wilayah, seperti Yogyakarta, Surabaya, Balikpapan, Pontianak, dan Semarang. Kampung Nelayan Tambak Lorok di Semarang menjadi contoh kawasan yang sudah diperbaiki dan dilengkapi dengan teknologi rumah apung. Ada juga normalisasi Kanal Banjir Timur Semarang lewat perbaikan drainase dan sanitasi agar kawasan tersebut menjadi lebih layak huni.

“Memang tidak mudah untuk menangani permasalahan kawasan kumuh karena tidak hanya soal cipta karya, tetapi harus diikuti dengan penyediaan rumah bagi masyarakat miskin berpenghasilan rendah," tutur Basuki Hadimuljono.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Yohanes Paskalis

Yohanes Paskalis

Mulai ditempa di Tempo sebagai calon reporter sejak Agustus 2015. Berpengalaman menulis isu ekonomi, nasional, dan metropolitan di Tempo.co, sebelum bertugas di desk Ekonomi dan Bisnis Koran Tempo sejak Desember 2017. Selain artikel reguler, turut mengisi rubrik cerita bisnis rintisan atau startup yang terbit pada edisi akhir pekan.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus