Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Investasi dan Hilirisasi atau Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Rosan Perkasa Roeslani menilai proposal investasi Apple di Indonesia nominalnya masih sangat kecil. Ia mengaku sudah beberapa kali berbincang dengan perusahaan teknologi asal Amerika Serikat (AS) itu dan meminta nilai investasinya menjadi US$1 miliar.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Saya berbicara langsung dengan mereka beberapa kali dan saya sampaikan itu,” kata Rosan di Gedung Parlemen Senayan, Selasa, 3 Desember 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Rosan akan meminta Apple memberikan pernyataan tertulis terkait kesediaan investasi senilai US$1 miliar. Menurutnya, nominal tersebut merupakan investasi tahap pertama. Ia berharap bisa mendapatkan komitmen dari Apple secara tertulis dalam sepekan ke depan.
Jika berhasil mendapatkan komitmen itu, Rosan mengatakan, akan langsung berkoordinasi dengan kementerian-kementerian terkait. “Karena kembali lagi, kita lihat fair-nya saja. Dia dapat asas manfaat di sini ya investasi di sini dong,” ujarnya.
Lebih lanjut, Rosan berharap investasi Apple bisa membuka lapangan pekerjaan yang luas di Indonesia. Ia juga berharap masuknya Apple bisa mendorong rantai pasokan industri teknologi itu turut berinvestasi di dalam negeri.
Sebelumnya, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mempertimbangkan beberapa hal terkait proposal investasi Apple senilai US$ 100 juta atau sekitar Rp 1,58 triliun (kurs Rp 15.800) selama dua tahun. Proposal itu diterima Kemenperin pada Selasa, 19 November lalu.
Juru Bicara Kemenperin, Febri Hendri Antoni Arif, ingin ada kesetaraan jumlah investasi Apple di Indonesia dan negara lain. “Berkeadilan bagi Indonesia dibandingkan dengan negara-negara tujuan investasi Apple lainnya seperti Vietnam dan India,” ujarnya saat ditemui di Kantor Kemenperin, Jakarta, Kamis, 21 November 2024.
Maksud Febri. Kemenperin mempertimbangkan adil tidaknya investasi senilai US$ 100 juta yang sedang disodorkan Apple kepada Indonesia. Pemerintah juga mengkaji soal keadilan nilai investasi itu terhadap produsen produk HKT—mencakup handphone, komputer genggam, dan tablet—lain yang telah berinvestasi di Indonesia.
Entitas yang dibangun pada 1976 oleh Steve Jobs itu berencana membangun beberapa fasilitas di Indonesia, seperti product development center dan professional developer academy. Ada juga rencana untuk memproduksi komponen mesh atau bantalan Airpods Max pada Juli 2025, sebagai bagian rantai global produk Apple.
Oyuk Ivani Siagian berkontribusi pada tulisan ini