Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Suharso Monoarfa mengungkapkan studi kelayakan alias feasibility study (FS) LRT Bali akan rampung pada akhir tahun ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Sedang disiapkan, mudah-mudahan akhir tahun ini bisa selesai," kata Suharso saat ditemui di kawasan Sudirman, Jakarta Pusat pada Senin, 23 Oktober 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Suharso menyebut, panjang lintasan LRT Bali adalah 17 kilometer. Lintasan dimulai dari Bandara I Gusti Ngurahrai hingga kawasan Seminyak.
"Kita akan mulai (pembangunan LRT Bali) dengan angka 6,7 kilometer," ujar Suharso. "Itu dari Bandara ke Central Park."
Dilansir dari laman salah satu media Korea Selatan news1.kr, Otoritas Kereta Api Nasional setempat pada 18 Oktober lalu mengumumkan telah menandatangani kontrak studi kelayakan proyek light rail transit alias LRT Bali. Studi kelayakan akan dilakukan pada ruas sepanjang 5,3 kilometer yang terdiri dari 4 stasiun.
Kontrak proyek pembangunan LRT Bali dimenangkan oleh Korea Railroad Corporation, yang akan membentuk konsorsium bersama KRC Co., Ltd., Saman Co., Ltd., dan Dongmyeong Co., Ltd. Proyek ini akan dikerjakan bersama selama 10 bulan, mulai dari Oktober 2023 hingga Agustus 2024.
Setelah laporan studi kelayakan disetujui, laporan tersebut akan dipromosikan sebagai proyek yang didukung Dana Kerjasama Ekonomi (EDCF) dan Dana Promosi Kerjasama Ekonomi (EDPF). Ini dilakukan melalui perjanjian pinjaman antara kedua pemerintah.