Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
JAKARTA – Maria Sitinjak, 21 tahun, punya cara baru berbelanja daring. Sejak tahun lalu, ia rutin menggunakan platform media sosial TikTok untuk membeli barang. Sudah lebih dari 10 kali ia bertransaksi melalui fitur belanja daring TikTok Shop.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Saya mulai mencoba berbelanja online melalui TikTok Shop ketika waktu itu ada promosi besar-besaran. Harga dan kualitas barangnya juga bagus,” kata mahasiswi ini kepada Tempo, kemarin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Diluncurkan pada September 2021, TikTok Shop mempertemukan penjual dan calon pembeli secara daring. Keunikan TikTok Shop adalah teknik penjualan produk melalui live streaming. Selama live streaming berlangsung, penjual akan menampilkan semua produknya selayaknya toko di pusat belanja.
Kemudian, penjual akan menjelaskan produk-produknya secara mendetail kepada para calon pembeli yang menonton live streaming tersebut. Penonton dapat menanyakan ketersediaan ukuran, warna, atau model kepada si penjual melalui kolom komentar.
Penjual pun bisa menjawab pertanyaan tersebut secara langsung. Penonton yang tertarik dapat memasukkan produk yang diinginkan ke keranjang belanja, melakukan check out, dan menyelesaikan transaksi. Tak jarang penjual memberikan diskon selama sesi live streaming.
“Nyaman bagi konsumen karena ada ulasan langsung tentang barangnya dari si pembuat konten,” ucap Maria.
Head of Business Marketing TikTok Indonesia, Sitaresti Astarini. Dok. Tiktok
Head of Business Marketing TikTok Indonesia, Sitaresti Astarini, membenarkan ihwal tren berbelanja di TikTok yang kian tinggi. Menurut dia, sebanyak 75 persen pengguna TikTok di Indonesia cenderung berbelanja lebih banyak selama musim megasale.
“Bahkan 9 dari 10 pengguna TikTok di Indonesia berbelanja daring melalui TikTok Shop selama musim diskon tahun lalu,” ujar Sitaresti dalam konferensi pers mengenai tren perilaku pengguna TikTok, kemarin.
Resti mengatakan musim diskon merupakan momentum yang baik bagi produsen dan pengiklan untuk mengoptimalkan penjualan produk mereka di TikTok Shop. Ia menyebutkan tiga kategori utama produk yang dibeli pengguna TikTok Indonesia pada 2021, yakni kecantikan, busana, dan elektronik.
Berdasarkan riset yang dilakukan TikTok Indonesia pada tahun lalu, sebanyak 62 persen pengguna memasukkan produk-produk yang mereka incar di TikTok Shop ke keranjang jauh-jauh hari sebelum akhirnya membeli produk tersebut. Selama menunggu, pengguna akan menonton ulasan produk incarannya itu.
“Ketika musim diskon tiba, barulah mereka menyelesaikan transaksi pembelian produk,” ucap Resti.
Pentingnya Storytelling
Dalam rangka menarik minat konsumen untuk membeli produk, Resti menyebutkan pentingnya konten storytelling yang menghibur dan autentik mengenai produk. “TikTok merupakan platform yang mengutamakan konten menghibur. Jadi, masukkan konten produk dengan storytelling yang bagus, ringan dicerna, serta inspiratif,” kata dia.
Ketua Asosiasi E-Commerce Indonesia, Bima Laga, menyebutkan TikTok Shop bisa dianggap sebagai platform e-commerce jika memiliki fasilitas transaksi dan verifikasi dengan baik. Kendati demikian, Bima mengaku tidak tahu apakah TikTok Shop menggunakan sistem payment gateway sebagaimana yang ada pada platform e-commerce.
Payment gateway atau gerbang pembayaran adalah sistem di mana uang yang dibayarkan pembeli ditampung dulu oleh platform e-commerce sebelum dikirimkan ke penjual. Dengan sistem ini, proses transaksi bisa menjadi lebih aman, karena konsumen bisa meminta retur atau pembatalan transaksi jika terjadi penipuan atau produk yang dikirimkan penjual tidak sesuai.
“Saya berharap masyarakat jeli menilai suatu aktivitas belanja daring, bagaimana prosedur dan keamanannya,” kata Bima kepada Tempo.
JELITA MURNI
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo