Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Moeldoko Terima Kunjungan Dubes Ahmed, Bahrain Tertarik Investasi di IKN?

Dubes Bahrain untuk Indonesia, Ahmed Abdulla Ahmed AlHarmasi AlHajeri mengatakan tertarik pada potensi pengembangan IKN Nusantara di Kaltim.

16 Maret 2022 | 08.47 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Alat berat beroperasi membangun jalur logistik di lahan hutan tanaman industri yang akan menjadi Kawasan Inti Pusat Pemerintahan IKN Nusantara di Kecamatan Sepaku, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Selasa, 15 Maret 2022. Kawasan Inti Pusat Pemerintahan IKN Nusantara itu rencananya akan terbagi menjadi tiga klaster, yaitu klaster kawasan inti pemerintahan, klaster pendidikan, dan klaster kesehatan. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta -Duta besar Bahrain untuk Indonesia yang baru, Ahmed Abdulla Ahmed AlHarmasi AlHajeri mengatakan Kerajaan Bahrain tertarik pada potensi pengembangan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kalimantan Timur.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Dengan adanya ibu kota baru di Kalimantan, Bahrain sangat tertarik untuk mengetahui lebih lanjut apa yang menjadi potensi di sana sehingga kami bisa menanam investasi yang tepat," kata Ahmed seperti dikutip dari Antara, Rabu, 16 Maret 2022.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Adapun Dubes Ahmed bertemu dengan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko di Istana Negara, pada Selasa, 15 Maret 2022.

Dalam kesempatan itu Moeldoko mengajak para investor dari Bahrain untuk menanamkan modalnya di Indonesia dan bersama-sama meningkatkan volume perdagangan antara kedua negara yang saat ini masih relatif kecil.

"Kita harus bekerja meningkatkan hubungan bilateral Indonesia dan Bahrain, salah satunya terkait upaya mendorong pengusaha Bahrain berinvestasi ke Indonesia," kata Moeldoko melalui keterangan tertulis.

Moeldoko menyampaikan, Indonesia melihat Bahrain sebagai pintu gerbang untuk memasuki negara-negara Gulf Cooperation Council. Karena itu, Bahrain menjadi mitra penting dan strategis bagi Indonesia.

Menurutnya, volume perdagangan antara Indonesia dan Bahrain memang masih relatif kecil yakni sekitar 225 juta dolar AS pada 2019. Bahkan pada 2020, volume perdagangan menurun menjadi 170 juta dolar AS pada 2020, dengan posisi defisit pada Indonesia.

Sementara itu, menurut keterangan KSP, Dubes Ahmed mengapresiasi kehadiran Omnibus Law Undang-Undang (UU) Cipta Kerja yang memberikan kepastian bagi para investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia.

Baca Juga: 20 Persen Anggaran Pembangunan IKN Didanai APBN, Luhut: Enggak Masalah

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus