Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
ENERGI
Bank Dunia kerek Proyeksi Harga Minyak
BANK Dunia menaikkan perkiraan harga minyak mentah tahun ini, dari US$ 41 per barel menjadi US$ 43 per barel. Dalam laporan yang dirilis pada pekan terakhir bulan ini, Bank Dunia menyatakan hal itu terjadi karena gangguan pasokan dan permintaan yang kuat pada kuartal II tahun ini.
Menurut Bank Dunia, harga minyak bakal melonjak 37 persen pada kuartal II setelah terjadi kebakaran hutan di Kanada dan sabotase infrastruktur minyak di Nigeria, yang berdampak buruk terhadap pasokan. Revisi ini tertulis dalam laporan Commodities Markets Outlook, yang memperhitungkan faktor-faktor terbaru yang mempengaruhi permintaan dan pasokan komoditas.
Ekonom senior dan penyusun laporan Commodities Markets Outlook, John Baffes, mengatakan harga minyak bisa sedikit lebih tinggi pada kuartal II karena kelebihan pasokan di pasar telah berkurang. "Namun persediaan tetap sangat besar dan akan butuh beberapa waktu untuk menguranginya," ujarnya.
MAKROEKONOMI
Inflasi Juli Terkendali
TINGKAT inflasi pada Juli masih sesuai dengan target di kisaran 3-5 persen. Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengatakan angka inflasi pada minggu pertama bulan lalu sebesar 1,2 persen, lalu mengarah ke angka 1 persen pada minggu terakhir bulan yang sama. "Artinya terkendali dan baik," katanya Rabu pekan lalu.
Agus menilai ada tiga faktor yang membuat inflasi Juli bisa dikendalikan, yakni surplus neraca pembayaran, peningkatan daya beli masyarakat, dan kenaikan indeks harga komoditas ekspor. Mantan Menteri Keuangan itu berharap sektor swasta bisa lebih bangkit pada semester kedua tahun ini.
Bank Indonesia mulai pasang kuda-kuda untuk mengantisipasi gejolak harga menjelang datangnya musim basah atau La Nina. Perhatian lain yang menjadi fokus Bank Indonesia adalah kenaikan harga listrik untuk pelanggan 900 watt, yang akan dikenai harga sama dengan pelanggan 1.300 watt. Kenaikan ini, menurut dia, akan memberi tekanan pada inflasi. l
EKONOMI SYARIAH
Keuangan Syariah Diharapkan Biayai Infrastruktur
INDONESIA akan menjadi tuan rumah Forum Ekonomi Islam Dunia (WIEF) ke-12. Diselenggarakan di Jakarta Convention Center pada 2-4 Agustus pekan ini, WIEF mengusung tema "Desentralisasi Pertumbuhan, Memberdayakan Bisnis Masa Depan".
Salah satu subtema yang dibahas dalam pertemuan itu, kata Staf Ahli Kementerian Keuangan Bidang Makro Ekonomi dan Keuangan Indonesia Anton Hadiyanto, adalah pembiayaan infrastruktur. "Bagaimana keuangan syariah bisa dimanfaatkan untuk mendukung proyek infrastruktur," ujarnya Kamis pekan lalu.
Dibuka Presiden Joko Widodo, forum ini akan diikuti 2.500 delegasi dari industri, akademikus, ahli regional, profesional, dan manajer perusahaan. Presiden juga meminta perhelatan WIEF dapat mempromosikan "Islamic Fashion and Design" Indonesia.
PERPAJAKAN
Sosialisasi Pengampunan Pajak di Singapura
PRESIDEN Joko Widodo akan mensosialisasi kebijakan pengampunan pajak atau tax amnesty di Singapura dalam waktu dekat. "Akan saya datangi Singapura. Akan saya datangi semua," katanya Kamis pekan lalu. Ia berjanji mengulang sosialisasi di Jakarta, Makassar, Semarang, dan Bandung.
Sosialisasi dilakukan setelah mantan Gubernur DKI Jakarta itu kecewa terhadap petugas pajak yang kurang gereget dan memble dalam melaksanakan kebijakan pengampunan pajak. Ia memanggil pejabat eselon I, II, dan III Direktorat Jenderal Pajak ke Istana Negara, Jakarta, Kamis pekan lalu. Ada sekitar 500 pegawai hadir di sana.
Dalam rapat itu, Jokowi menyampaikan keluhan para calon peserta tax amnesty. "Saya ingin memberikan peringatan kepada Dirjen Pajak dan Menteri Keuangan, masih banyak komplain mengenai pelayanan di desk yang ada," ujarnya. Keluhan itu antara lain petugas pajak tidak bisa menjelaskan detail pertanyaan yang diajukan calon peserta pengampunan pajak. Agar program tersebut berhasil, Jokowi berencana memanggil semua perwakilan kantor pelayanan pajak pada Kamis pekan ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo