Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
PERHUBUNGAN
Pemerintah Minta Tarif Bus Turun
MENTERI Perhubungan Ignasius Jonan meminta operator bus ekonomi antarkota antarprovinsi dan angkutan penyeberangan menurunkan tarif 5 persen. Tarif harus diturunkan setelah pemerintah menurunkan harga solar pada 5 Januari lalu. "Penurunan tarif harus berlaku pada 15 Januari mendatang," kata Jonan di kantornya, Kamis pekan lalu.
Harga solar untuk angkutan umum kini turun dari Rp 6.700 menjadi Rp 5.950 per liter. Sedangkan harga bahan bakar jenis lain seperti Pertalite bakal turun dari Rp 8.200 ke Rp 7.950 dan Pertamax dari Rp 8.650 ke Rp 8.450 per liter. Penurunan terjadi setelah harga bahan bakar di pasar minyak Singapura merosot dan kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat pada Desember tahun lalu mulai menguat.
Jonan mengaku sudah membicarakan nilai penurunan tarif bersama Organisasi Angkutan Darat serta Gabungan Pengusaha Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan. Namun dia menyerahkan penurunan tarif angkutan umum perkotaan kepada pemerintah daerah.
INDUSTRI
Wulling-GM Buka Pabrik di Indonesia
PRODUSEN mobil asal Cina, PT SAIC General Motors Wulling (SGMW), berencana membuka pabrik di Indonesia. Sehubungan dengan rencana tersebut, perusahaan ini sudah mengajukan sejumlah fasilitas kepada pemerintah. Kabar yang dilansir Antara, Kamis pekan lalu, menyebutkan SGMW meminta kemudahan impor peralatan dan perlengkapan untuk 15 perusahaan pemasok komponen. "Pada awal April kami ingin impor, tapi harus dibicarakan dulu dengan bea-cukai," kata Presiden Direktur SGMW Xu Feiyun di Kawasan Industri Delta Mas Cikarang, Jawa Barat.
Pemasok komponen SGMW terdiri atas 13 perusahaan Cina, satu perusahaan Amerika Serikat, dan satu produsen asal Jerman. Total investasi untuk pemasok komponen itu mencapai US$ 106,5 juta. Perusahaan-perusahaan asing itu akan menempati area Supplier Industrial Park seluas 30 hektare, satu kompleks dengan pabrik mobil SGMW yang memiliki luas total 60 hektare.
PERBANKAN
Tahap Pertama KUR Rp 100 Triliun
PEMERINTAH berencana menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Rp 100 triliun—dari target Rp 120 triliun tahun ini. Saat ini Kementerian Badan Usaha Milik Negara sedang mempersiapkan dana agar mulai bulan ini alokasi pembiayaan KUR bisa dimulai.
"Dana itu kami berikan ke pemerintah daerah, kemudian akan diberikan ke BPD dan bank-bank swasta yang lain," kata Menteri BUMN Rini Soemarno di Kantor Wakil Presiden, Kamis pekan lalu.
Rencana pemerintah ini sebagai upaya perbaikan atas keterlambatan penyaluran pada periode sebelumnya. Wakil Presiden Jusuf Kalla mengakui penyaluran KUR tahun lalu tak maksimal. Kalla memperkirakan serapan KUR 2015 sekitar Rp 22 triliun.
LISTRIK
Konsumsi Listrik 2015 Terendah
PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) mencatat pertumbuhan konsumsi listrik 2015 hanya 2,2 persen atau di bawah target 5,6 persen. Menurut Kepala Divisi Niaga PLN Benny Marbun, realisasi ini menjadi yang terendah dalam 10 tahun terakhir. "Karena pertumbuhan industri sangat kecil," kata Benny di kantor pusat PLN, Kamis pekan lalu.
Benny mengatakan volume penjualan listrik tahun lalu hanya 202 terrawatt-hour (TWh). Sedangkan pada 2014 penjualannya mencapai 190 TWh. PLN mencatat banyak konsumen listrik golongan industri tidak menambah pemakaian. Bahkan, menurut Benny, sebagian industri sektor tekstil dan baja justru mengurangi penggunaan listrik.
Benny memperkirakan penjualan listrik sepanjang 2016 naik hingga 225 TWh. Untuk mencapai target tersebut, PLN menunda 40 persen pembayaran listrik dan diskon tagihan 30 persen untuk penggunaan pada malam hari.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo