Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Momen

9 Februari 2015 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PERIKANAN
Nilai Ekspor Lobster dan Kepiting Anjlok

Kementerian Kelautan dan Perikanan mencatat terjadi penurunan tajam nilai ekspor lobster, kepiting, dan rajungan bertelur setelah terbit aturan larangan penangkapan tiga komoditas perikanan terhitung sejak 15 Januari lalu. Menurut Sekretaris Badan Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Kementerian Kelautan Agus Priyono, bulan lalu volume ekspor turun dari rata-rata 72 ribu menjadi 26 ribu ekor per hari. "Ada penurunan 63 persen," katanya Selasa pekan lalu.

Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 1 Tahun 2015 tentang Larangan Penangkapan Lobster, Kepiting, dan Rajungan Bertelur diterbitkan untuk menjaga populasi ketiga spesies ini yang terus merosot. Selama ini kepiting dan rajungan banyak diekspor ke Amerika Serikat dan Cina. Adapun pasar utama ekspor lobster adalah Cina dan Taiwan.

PENERBANGAN
Penjualan Tiket di Bandara Dilarang

Menteri Perhubungan Ignasius Jonan menerbitkan aturan larangan pembukaan loket penjualan tiket di bandar udara. Dalam surat edaran Nomor HK.209/I/16PHB.2014 tentang Peningkatan Pelayanan Publik di Bandar Udara Seluruh Indonesia, Jonan berdalih larangan itu bertujuan menghapus praktek percaloan.

Namun dia memberi toleransi selama tiga bulan untuk bandara sebelum menerapkan penuh aturan itu. Jika dalam tiga bulan terbukti masih ada praktek calo, Jonan akan langsung menutup loket di bandara tersebut. "Saya yakin bandar udara enggak bisa langsung menutup loket. Tapi, kalau sampai ada percaloan dan bisa dibuktikan, saya tutup itu loket," katanya Kamis pekan lalu. Sejumlah maskapai penerbangan menyatakan siap mematuhi larangan itu.

PENERBANGAN
Garuda Lakukan Lindung Nilai

PT Garuda Indonesia menjalin kerja sama lindung nilai (hedging) dengan PT Bank BNI, PT Bank CIMB Niaga Tbk, dan Standard Chartered Indonesia guna menghindari risiko pelemahan rupiah. Perjanjian lindung nilai melalui transaksi cross currency swap ini senilai Rp 1 triliun selama tiga tahun.

Direktur Utama Garuda Arif Wibowo mengatakan dengan hedging itu diharapkan ada penghematan biaya US$ 200 juta (sekitar Rp 2,5 triliun). Upaya ini dilakukan untuk memperbaiki kinerja keuangan yang merugi selama setahun terakhir. "Efisiensinya 5-10 persen, kombinasi dari berbagai biaya terutama operasi," katanya Senin pekan lalu.

POTENSI DAERAH
Empat Kawasan Ekonomi Baru Siap Dibangun

Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengkaji pengembangan empat kawasan ekonomi khusus baru di Papua dan Papua Barat. Daerah itu adalah Raja Ampat, Sorong, Teluk Bintuni, dan Merauke. "Potensi investasinya besar," kata Kepala BKPM Franky Sibarani di Jakarta, Senin pekan lalu. Merauke, misalnya, saat ini sudah menjadi kawasan industri semen.

Pemerintah saat ini sedang mendorong konektivitas dengan penyediaan kereta api dan jalan tol. Adapun di kawasan Teluk Bintuni telah berkembang investasi minyak dan gas serta pupuk. Menurut Franky, untuk mendorong kawasan industri Teluk Bintuni menjadi kawasan ekonomi khusus, perlu dibangun pelabuhan dan bandar udara.BKPM berencana memfasilitasi sepuluh perusahaan yang realisasi investasinya di Papua terhambat.

STATISTIK
Januari, Harga Barang dan Jasa Turun

Penurunan harga bahan bakar minyak yang terjadi pada Januari 2015 menyebabkan rata-rata harga barang dan jasa turun. Badan Pusat Statistik mencatat pada Januari 2015 terjadi deflasi 0,24 persen.

Kepala BPS Suryamin mengatakan pada kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan terjadi deflasi 4,04 persen. "Tapi tetap ada komoditas yang menghalangi deflasi, seperti daging ayam, ikan, beras, emas perhiasan, listrik, dan tembakau," katanya Senin pekan lalu. Meski terjadi deflasi, Menteri Koordinator Perekonomian Sofyan Djalil mengatakan pemerintah tetap mewaspadai potensi inflasi pada waktu mendatang. BPS mencatat inflasi tahunan pada Januari 2014-Januari 2015 sebesar 6,96 persen.

PERPAJAKAN
Penunggak Pajak Disandera

Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan memberikan sanksi keras kepada para penunggak pajak. Selasa pekan lalu, tiga warga Jawa Timur disandera di lembaga pemasyarakatan karena menunggak pajak.

Pasangan IS dan OHC disandera karena perusahaannya, yang terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surabaya Krembangan, menunggak pajak Rp 2,99 miliar. KMS, yang perusahaannya terdaftar di KPP Pratama Surabaya Pabean Cantikan, menunggak Rp 900 juta.

Direktur Pemeriksaan dan Penagihan Ditjen Pajak Dadang Suwarna mengatakan langkah ini diambil setelah surat teguran, surat paksa, dan surat perintah penyitaan aset tak diikuti dengan pelunasan kewajiban mereka. "Karena komunikasinya kurang baik, langkah berikutnya dilakukan pemblokiran harta penanggung pajak serta pencekalan, dan terakhir dilakukan penyanderaan," katanya Selasa pekan lalu.Selanjutnya mereka bisa dibebaskan jika melunasi seluruh tunggakan.

ANGGARAN
Target Penerimaan Migas Dipangkas

Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat dan pemerintah sepakat mematok target penerimaan minyak dan gas bumi dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan 2015 menjadi Rp 139,36 triliun. Angka ini turun Rp 16,72 triliun dibanding yang diusulkan pemerintah sebelumnya sebesar Rp 156,08 triliun.

Menurut Pelaksana Tugas Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Andin Hadiyanto, kesepakatan ini dicapai setelah melewati perdebatan alot saat membahas pendapatan negara bukan pajak, khususnya mengenai cost recovery untuk kontrak migas.

Pemerintah sebelumnya mengajukan dua angka cost recovery untuk disimulasikan. Pertama, US$ 16,5 miliar dengan penerimaan migas diperkirakan Rp 117 triliun. Kedua, sebesar US$ 14 miliar, penerimaannya menjadi Rp 139 triliun.

OTOMOTIF
Yen Melemah, Toyota Untung

Perusahaan otomotif terbesar di Jepang, Toyota Motor Corp, menikmati berkah dari pelemahan nilai tukar yen.Toyota mencatat lonjakan laba operasional karena angka penjualan di pasar luar negeri melonjak seiring dengan melemahnya nilai tukar yen. Di Amerika Serikat, angka penjualan naik dari 2,74 juta unit menjadi 2,75 juta unit. Pada periode Oktober-Desember, Toyota mencatat pertumbuhan laba operasi 27 persen menjadi 762,88 miliar yen di atas estimasi para analis.

Produsen mobil terbesar di dunia ini menargetkan pertumbuhan laba 2,7 triliun yen (US$ 22,93 miliar) untuk tahun fiskal yang berakhir pada 31 Maret mendatang.Angka ini lebih tinggi dari proyeksi sebelumnya yang 2,5 triliun yen dan perkiraan 30 analis yang disurvei Thomson Reuters. Rabu pekan lalu, Direktur Toyota Motor Corp Takuo Sasaki mengatakan margin keuntungan diperkirakan meningkat menjadi 10 persen dari proyeksi sebelumnya yang 9,4 persen.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus