Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Momen

3 November 2014 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BISNIS TELEKOMUNIKASI
XL Merugi Rp 901 Miliar

Operator telekomunikasi PT XL Axiata Tbk merugi Rp 901,2 miliar pada kuartal ketiga 2014. Padahal, pada periode yang sama tahun sebelumnya, XL mencatatkan laba Rp 915,9 miliar.

Presiden Direktur XL Hasnul Suhaimi mengatakan beban infrastruktur perseroan melonjak 43 persen, rugi selisih kurs naik 31 persen, dan biaya keuangan melonjak 83 persen. "Karena biaya sewa serta biaya perbaikan dan pemeliharaan naik," kata Hasnul dalam keterangan tertulisnya di Bursa Efek Indonesia, Rabu pekan lalu.

Biaya keuangan meroket karena kenaikan biaya bunga atas pinjaman sebesar 61 persen. Kerugian juga terjadi akibat melonjaknya utang karena XL mengakuisisi PT Axis Telekom Indonesia senilai Rp 10 triliun pada Maret 2014. Untuk menekan utang, XL memutuskan menjual 3.500 menara kepada PT Solusi Tunas Pratama Tbk senilai Rp 5,6 triliun. Sebelumnya, gabungan XL dan Axis diperhitungkan memiliki sekitar 9.000 menara, dan kini tinggal 5.500.

PERBANKAN
24 Bank Eropa Gagal Uji Stres

Sebanyak 24 dari 130 bank di kawasan Eropa tak lolos uji ketahanan (stress test) dalam audit yang dilakukan oleh otoritas perbankan Eropa (EBA) bersama bank sentral Eropa (ECB). Bank-bank itu terancam dilikuidasi bila dalam jangka sembilan bulan tidak bisa meningkatkan permodalan.

Senin pekan lalu, The Guardian melansir, berdasarkan laporan EBA, bank-bank yang gagal uji ketahanan tersebut hanya memiliki modal 25 miliar euro atau US$ 31,74 miliar per akhir 2013. Dari 24 bank itu, bank di Italia dan Yunani tercatat mengalami kekurangan modal terbesar, yakni masing-masing 9,41 miliar euro dan 8,72 miliar euro.

Ujian pada akhir Mei 2014 itu merupakan yang pertama kali sejak EBA meminta bank-bank menambah modal pada Desember 2011. Mereka khawatir masalah kekurangan modal itu bisa memicu krisis berkepanjangan.

KEBIJAKAN MONETER
Antisipasi RI Hadapi The Fed

Bank Indonesia menyatakan sudah mengantisipasi keputusan bank sentral Amerika Serikat, Federal Reserve, yang akan mengakhiri program stimulus moneter (quantitative easing) yang telah berjalan selama enam tahun. "Ketika memutuskan BI Rate tetap, hal itu sudah memperhitungkan semuanya," ujar Deputi Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, Rabu pekan lalu. BI, kata dia, juga sudah menghitung kemungkinan naiknya suku bunga The Fed ke level 1,4 persen tahun depan dan berlanjut menjadi 2,9 persen pada tahun berikutnya.

Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan kebijakan The Fed akan membuat mata uang dolar menguat terhadap mata uang negara lain. Salah satu upaya pemerintah menghadapi kondisi tersebut adalah dengan memperkecil defisit pada neraca pembayaran dan anggaran.

KEBIJAKAN BBM
Skenario Pengusaha Siasati Harga BBM

Para pengusaha sudah menyiapkan sejumlah skenario untuk menghadapi rencana pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak bersubsidi. Bahkan mereka sudah menaikkan harga secara bertahap sejak bulan lalu. "Ketika harga BBM bersubsidi naik, harga barang tak akan naik terlampau tinggi," kata Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia Sofjan Wanandi, Rabu pekan lalu.

Menteri Koordinator Perekonomian Sofyan Djalil menyatakan kenaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi akan dilakukan sebelum tahun baru 2015. Belum jelas berapa persisnya kenaikan itu. Skenarionya, bila harga BBM naik Rp 1.000 per liter, harga barang akan naik 1 persen. Jika harga BBM naik Rp 2.000, harga barang naik 2-3 persen dan kalau naik Rp 3.000 per liter, harga barang terpaksa lebih mahal 4-5 persen.

Skenario lain disiapkan pemerintah bagi keluarga miskin melalui bantuan kompensasi bagi 15 juta keluarga. Ada anggaran Rp 5 triliun untuk kompensasi ini.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus