Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
INFRASTRUKTUR
Dana Hambat Perluasan Soekarno-Hatta
Proses pembebasan lahan untuk pembangunan landasan ketiga Bandara Soekarno-Hatta terhambat masalah dana. Wakil Menteri Perhubungan Bambang Soesantono mengatakan guna mengatasi persoalan itu akan dibuat peraturan pemerintah tentang ekspansi bandara. "Sedang disusun tim ahli kepresidenan. Draf rampung kira-kira Juni," kata Bambang, Rabu pekan lalu.
Menurut dia, Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2012 tentang pengelolaan bandara tidak relevan lagi. Sebab, aturan itu hanya mengatur pengembangan bandara komersial harus dilakukan oleh pengelola bandara, dalam hal ini Angkasa Pura II. Masalahnya, arus kas perusahaan tak cukup untuk membiayai pembebasan lahan. Padahal pembangunan landasan ketiga ini penting untuk meningkatkan pergerakan lalu lintas penerbangan satu setengah kali lipat menjadi 70 juta per tahun.
Peningkatan kapasitas bandara juga dilakukan dengan merevitalisasi terminal 1 dan 2, pembangunan stasiun kereta api, serta fasilitas lain. Total anggaran yang dibutuhkan sekitar Rp 26,2 triliun. Perluasan diperlukan karena bandara internasional ini tak cukup lagi menampung penumpang. Tahun lalu jumlah penumpang mencapai 62 juta. Pada 2020 jumlahnya diperkirakan 70 juta dan pada 2030 mencapai 100 juta.
MIGAS
Gas Terapung Lampung Beroperasi Juli
PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk akan mengoperasikan unit penyimpanan terapung dan regasifikasi (FSRU) Lampung pada Juli 2014. Menurut juru bicara PGN, Ridha Ababil, kapal yang diberi nama PGN FSRU Lampung ini telah rampung dibangun di galangan kapal Hyundai Heavy Industries, Ulsan, Korea Selatan. Kapal berlayar menuju Lampung pada Senin pekan lalu dan dijadwalkan tiba di Indonesia pertengahan Mei nanti.
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengalokasikan lima kargo LNG domestik untuk FSRU Lampung tahun ini. Pada awal beroperasi Juli 2014, FSRU berkapasitas 2 juta ton per tahun itu akan memperoleh suplai tambahan 40 juta standar kaki kubik per hari (mmscfd). "Pasokan akan meningkat terus sampai 80 mmscfd pada akhir tahun," kata Ridha, Ahad pekan lalu.
Gas tersebut akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan PGN yang berada di wilayah Sumatera bagian selatan, Banten, DKI Jakarta, dan Jawa Barat. Perseroan mengembangkan pasar gas bumi di Lampung dengan membuat jaringan pipa distribusi sepanjang 100 kilometer. Hingga Maret lalu, pembangunan pipa berdiameter 12-16 inci ini sudah mencapai 90 persen dengan target pasar pelanggan industri, industri kecil, dan rumah tangga.
PERBANKAN
Mandiri Segera Akuisisi BTN
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah menerima laporan tentang rencana akuisisi PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Rencana itu segera diputuskan dalam rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) kedua perusahaan, akhir April atau Mei nanti.
"Sebagai perusahaan publik harus memenuhi aturan. Setiap aksi korporasi harus dilaporkan," kata Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D. Hadad, Kamis pekan lalu. Menurut dia, OJK akan mempelajari tujuan dari rencana akuisisi itu.
Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan menjelaskan rencana tersebut untuk membantu BTN, yang tidak mampu mengatasi program pembiayaan perumahan rakyat. "Kita kekurangan rumah 1,5 juta per tahun. BTN tak mampu," katanya.
Sekretaris Kementerian BUMN Imam A. Putro mengatakan pemerintah bertekad memiliki bank negara yang bisa bersaing di era Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015. Untuk itu, ada beberapa bank pelat merah yang digodok menjadi bank regional. Hingga akhir 2013, pemerintah memiliki 60,35 miliar (60,14 persen) saham di BTN.
Direktur Utama BTN Maryono membenarkan perseroan akan mengadakan RUPSLB pada 21 Mei nanti. Agendanya membahas perubahan kepemilikan saham, sesuai dengan permintaan Kementerian BUMN.
Direktur Utama Bank Mandiri Budi Gunadi Sadikin mengatakan telah menyiapkan dana sekitar Rp 10 triliun untuk mengembangkan bisnis non-organik. Namun dia belum mau membuka lembaga keuangan mana yang akan diakuisisi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo