Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
APEC
Obama Batal Datang
Presiden Amerika Serikat Barack Hussein Obama batal menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi APEC di Nusa Dua, Bali. "Presiden Obama tidak datang karena ada masalah di dalam negerinya," kata Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa pekan lalu.
Obama digantikan Menteri Luar Negeri John Kerry. Amerika saat ini sedang mengalami penghentian sementara pemerintahan karena tidak ada kesepakatan soal anggaran antara Senat dan Dewan Perwakilan Rakyat.
Sebelum konferensi pada 7-8 Oktober 2013, pejabat senior APEC telah melakukan beberapa pertemuan. Indonesia memberikan 20 gagasan di forum tersebut, yang disetujui 20 negara anggota lain.
Beberapa gagasan itu antara lain kesepakatan kerja sama pembangunan dan investasi infrastruktur tahun jamak, kerja sama peningkatan di bidang pendidikan lintas batas, kesepakatan untuk mempermudah pengiriman petugas tanggap bencana, serta rekomendasi untuk mempermudah pengurusan visa wisatawan.
BUMN
Dua BUMN Berinvestasi Sapi Australia
PT Rajawali Nusantara ÂIndonesia (Persero) menyiapkan dana Rp 350 miliar untuk mengakuisisi perusahaan ternak sapi di Australia. Direktur Utama RNI Ismed Hasan Putro mengatakan dana itu 70 persen dari bank nasional dan sisanya kas internal.
"Sedang kami verifikasi lima perusahaan untuk dipilih satu yang bisa diakuisisi minimal 51 persen," katanya. Kapasitas peternakannya mencapai 50-500 ribu ekor sapi. Kementerian Badan Usaha Milik Negara telah memberi surat penugasan soal ini
Menteri BUMN Dahlan Iskan juga mendorong PT Pupuk Indonesia melakukan investasi serupa. Alasannya, ternak sapi di Australia lebih murah lima kali lipat dibanding di Indonesia.
Perdana Menteri Australia Tony Abbott pada pekan lalu di Jakarta menyatakan permintaan maafnya dan mengatakan tidak akan lagi menghentikan ekspor sapi ke Indonesia, seperti yang terjadi pada 2011. Pemerintah Negeri Kanguru itu justru memberikan Aus$ 60 juta untuk mendorong pengembangan peternakan sapi dan dagingnya .
MAKRO
ADB Pangkas Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
BANK Pembangunan Asia (ADB) memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini dari 6,4 persen menjadi 5,7 persen. Turunnya investasi dan belanja negara menjadi penyebab koreksi tersebut. Selain itu, karena tingginya inflasi akibat kenaikan harga bahan bakar minyak.
Proyeksi ADB ini lebih rendah daripada prediksi Kementerian keuangan, yaitu 5,9 persen. Adapun Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi bergerak di level 5,5-5,9 persen. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan 2013 menyebutkan angka pertumbuhan dengan lebih optimistis, 6,3 persen.
Perlambatan ekonomi, menurut Deputy Country Director ADB untuk Indonesia, Edimon Ginting, terjadi karena berbagai kebijakan pemerintah untuk mengendalikan inflasi dan defisit neraca perdagangan. Lembaga itu mengingatkan pemerintah agar menggenjot ekspor supaya pertumbuhan ekonomi terdongkrak.
ENERGI
Subsidi Listrik Salah Sasaran
BADAN Pemeriksa Keuangan mempermasalahkan subsidi listrik yang salah sasaran sebesar Rp 44,61 triliun. Menurut Ketua BPK Hadi Poernomo, subsidi justru dinikmati pelanggan menengah, besar, pemerintah, dan khusus.
Penyebab masalah ini karena kesalahan menetapkan tarif dasar listrik. Pemerintah juga dinilai tidak mengacu pada tujuan pemberian subsidi dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara serta tidak konsisten dalam menerapkannya.
Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan mengatakan praktek subsidi salah sasaran ini terjadi dari dulu. Ia tidak terima ketika ditanya apakah salah sasaran karena kealpaan PT PLN (Persero) mengawasi penyaluran subsidi. "Nantilah saya jelasin, tidak bisa sepotong-potong," katanya.
ASURANSI
Ahmad Dhani Vs Prudential
Manajemen Prudential Indonesia pekan lalu mendatangi Otoritas Jasa Keuangan. Kedatangan pengelola perusahaan asuransi asal Amerika Serikat itu untuk memberi klarifikasi atas kasus musikus Ahmad Dhani. "Kami memberi informasi kepada OJK bahwa kami telah menawarkan untuk melakukan pertemuan dengan Pak Ahmad Dhani," kata Direktur Marketing Korporat dan Komunikasi Prudential Nini Sumohandoyo melalui surat elektronik.
Persoalan ini mencuat karena Prudential menolak klaim asuransi kesehatan anak bungsu Dhani, AQJ. Alasannya, pemegang polis melakukan pelanggaran hukum sehingga mengakibatkan dirinya mengalami kecelakaan.
Pengamat asuransi Munir Sjamsoeddin mengatakan, secara umum dalam klaim asuransi apa pun, kalau terjadi pelanggaran hukum, akad perjanjian asuransi batal dengan sendirinya. Dalam polis kendaraan bermotor, kata Munir, pengemudi diwajibkan memiliki surat izin mengemudi. "Kalau umur 13 tahun, bagaimana bisa punya SIM?" ujarnya. Apalagi sudah ada fakta kepolisian bahwa pengemudi, AQJ, baru berusia 13 tahun.
Dhani mengatakan kekecewaannya kepada Prudential melalui media. Apalagi sebelumnya perusahaan asuransi itu telah menyatakan kesediaannya membayar biaya perawatan AQJ. "Biayanya setengah miliar," kata Dhani. Melalui kuasa hukumnya, Lydia Wongsonegoro, Dhani akan menuntut Prudential.
PENERBANGAN
Lion Air Tak Kena Sanksi
Kementerian Perhubungan tetap tidak memberikan sanksi kepada Lion Air meskipun maskapai penerbangan itu sering mengalami keterlambatan (delay) dan kerusakan pesawat. "Tidak ada rumusan sanksi," kata Direktur Angkutan Udara Djoko Murjatmodjo pekan lalu. "Yang penting maskapai tidak menelantarkan penumpang."
Soal insiden matinya penyejuk udara ketika penumpang menunggu pesawat lepas landas di Bandar Udara Sam Ratulangi, Manado, pekan lalu, Djoko mengatakan manajemen Lion Air telah memberi kompensasi Rp 300 ribu per penumpang. Maskapai juga mengalihkan penumpang ke penerbangan lain.
Auxiliary power unit (APU) pesawat bernomor penerbangan JT 775 ketika itu mengalami kerusakan. Akibatnya, penyejuk udara mati. "AC berhenti merupakan konsekuensi matinya APU," ujar Djoko. APU merupakan perangkat pengoperasian peralatan elektronik selama mesin pesawat belum dinyalakan.
PERINDUSTRIAN
Indonesia-Cina Teken Kerja Sama Baru
PEMERINTAH Indonesia dan Republik Rakyat Cina menandatangani kesepakatan kerja sama bisnis, terutama di sektor industri, pekan lalu. Penandatanganan kerja sama secara patungan (joint venture) itu dilaksanakan dalam acara Indonesia-China Business Luncheon di Hotel Shangri-La, Jakarta Pusat, pada 3 Oktober 2013.
Menteri Perindustrian Mohamad S. Hidayat mengatakan kedua negara sepakat meningkatkan kerja sama bisnis di bidang mineral (down stream), pulp and paper, telekomunikasi, perumahan, perkeretaapian, transportasi, infrastruktur, semen, kawasan industri, serta Jakarta Monorail.
Dari 23 perjanjian kerja sama, sebanyak 60 persen berada di sektor industri manufaktur dengan total nilai investasi US$ 32,8 miliar. Hidayat menjelaskan, "Dari total 23 perjanjian, ada 9 kerja sama di sektor mineral, dari nikel, aluminium, bijih besi, sampai bauksit."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo