Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Momen

1 September 2013 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dolar Mahal
Pasar Otomotif Tak Terganggu

Lembaga riset Frost & Sullivan memperkirakan penjualan kendaraan di Tanah Air tidak akan terganggu gejolak ekonomi makro, terutama jatuhnya nilai tukar rupiah saat ini. Menurut Associate Director Automotive Practice Asia-Pasifik Frost & Sullivan, Dushyant Sinha, angka penjualan kendaraan hingga akhir 2013 diperkirakan tumbuh 7,5 persen atau 1,2 juta unit. "Prediksinya tidak berubah," kata Dushyant, Rabu pekan lalu.

Rupiah turun ke titik terendah di kisaran 11.500 per dolar Amerika Serikat, sedangkan indeks harga saham gabungan di Bursa Efek Indonesia melorot hingga di bawah 4.000. Akibatnya, harga jual kendaraan dipastikan ikut naik. Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Jongkie Sugianto, mengatakan kenaikan harga tak terhindarkan karena kandungan impor yang masih tinggi di produk otomotif.

Meski begitu, Gaikindo memperkirakan angka penjualan mobil akan mencapai 600 ribu unit pada semester kedua tahun ini, hampir sama dengan semester pertama, 602 ribu unit. Penjualan pada semester pertama lalu naik 12,5 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. l

Tekan Konsumsi BBM
Pemerintah Genjot Produksi Biodiesel

WAKIL Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Susilo Siswoutomo menyatakan niat pemerintah untuk menggenjot produksi dan menambah porsi biodiesel dalam minyak solar bagi industri. Upaya ini diharapkan menghemat impor solar 5,6 juta kiloliter atau senilai US$ 4,09 miliar sampai Agustus tahun depan. "Revisi atas peraturan menteri untuk mandatory pemanfaatan biodiesel telah ditandatangani Menteri (Jero Wacik)," kata Susilo, Kamis pekan lalu.

Kebijakan tersebut diambil untuk menekan impor minyak sebagai penyumbang utama defisit neraca berjalan dan memicu gejolak pasar keuangan. Menurut aturan itu, peningkatan pemanfaatan bahan bakar nabati diwajibkan untuk tiga segmen industri, yakni sektor transportasi, pembangkit listrik, dan sektor industri non-PSO (public service obligation).

Susilo menyebutkan, untuk sektor transportasi oleh Pertamina dan pelaku lain, pemanfaatan biodiesel ditingkatkan dari 7,5 persen menjadi 10 persen. Adapun untuk pembangkit, dengan penggunaan solar mencapai 6 juta kiloliter, diharapkan bisa mencampurkan 20 persen biodiesel.

Ancaman Krisis
Insentif Pajak Seribu Perusahaan

MENTERI Perindustrian M.S. Hidayat menyatakan pemerintah akan memberikan insentif berupa pengurangan pajak penghasilan terhadap industri yang tidak memecat karyawannya. "Kami bertekad tidak akan ada pemutusan hubungan kerja hingga satu tahun ke depan," kata Hidayat di kantor Direktorat Jenderal Pajak, Rabu pekan lalu.

Pemerintah juga memberikan keringanan pembayaran pajak penghasilan paling lama tiga bulan setelah terutangnya pajak. Selain itu, pemerintah menghapus sanksi administrasi bagi industri yang menunda pembayaran.

Ada lima industri padat karya yang akan mendapat keringanan, yaitu industri tekstil, pakaian jadi, alas kaki, furnitur, dan mainan anak. Hidayat menyebutkan ada 1.000 lebih perusahaan yang akan mendapatkan insentif di tengah gejolak ekonomi dan ancaman krisis yang kini membayang.

Pelabuhan
Terminal Kedua Kalibaru Dibangun

PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) menunjuk lima perusahaan untuk membangun fasilitas di terminal peti kemas kedua di Kalibaru, Jakarta Utara. Menurut Direktur Utama Pelindo II Richard Joost Lino, para pemenang tender akan membangun fasilitas superstruktur, seperti jaringan listrik, instalasi air, dan gedung perkantoran. "Akhir Oktober kontraknya akan diteken," kata Lino di kantornya, Rabu pekan lalu.

Kelima kontraktor itu ialah Port of Singapore Authority, Cosco dan China Merchant, Port of America, serta Mitsui & Co dari Jepang. Sebelumnya, Pelindo II membangun terminal Kalibaru sejak Desember tahun lalu dengan Mitsui sebagai kontraktor terminal pertama.

Rencananya pembangunan terminal pertama dan kedua akan rampung pada 2014 dan 2015. Adapun proyek terminal ketiga akan selesai pada akhir 2016. Untuk membangun seluruh fasilitas di Kalibaru, Pelindo mengucurkan dana Rp 22 triliun.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus