Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Survei Ekonomi
Kesejahteraan Membaik
HASIL Survei Sosial Ekonomi Nasional 2010 yang diumumkan Badan Pusat Statistik di Jakarta, Senin pekan lalu, mengindikasikan kesejahteraan penduduk Indonesia membaik. Menurut Kepala BPS Rusman Heriawan, pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun lalu mencapai 6,1 persen, lebih tinggi dibanding periode 2009 sebesar 4,5 persen.
Pertumbuhan ekonomi meningkatkan pendapatan per kapita penduduk dari Rp 23,9 juta menjadi Rp 27 juta setahun. Rusman mengungkapkan penghasilan mayoritas penduduk Indonesia, sebanyak 60 persen, memang masih di bawah pendapatan per kapita Rp 27 juta setahun (Rp 2,25 juta per bulan). Tapi, ”Secara umum kualitas kesejahteraan masyarakat kita semakin baik.”
Tingkat kesenjangan kesejahteraan penduduk kaya dengan orang miskin juga semakin berkurang. Indikasinya, rasio indeks Gini menurun dari 0,479 pada 2000 menjadi 0,33 pada 2010. Kepala Ekonom Danareksa Research Institute Purbaya Yudhi Sadewa berpendapat rasio indeks Gini Indonesia 0,33 lumayan bagus, meskipun masih di bawah negara-negara maju sebesar 0,22. ”Cukup baik karena banyak negara koefisien Gini-nya masih di atas 0,7,” katanya.
Pembatasan Premium
Tunggu Kajian Tiga Universitas
TIGA perguruan tinggi di Indonesia, Universitas Gadjah Mada, Universitas Indonesia, dan Institut Teknologi Bandung, melakukan kajian akademis pembatasan bahan bakar minyak. Kajian bersama itu akan menjadi dasar bagi pemerintah memutuskan pembatasan Premium—bensin bersubsidi—pada awal April mendatang.
Menurut kepala tim kajian, Anggito Abimanyu, tim berencana menyerahkan hasil kajian kepada Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral pada akhir Februari. Saat ini masing-masing tim sedang menelaah sejumlah opsi, di antaranya kenaikan harga Premium Rp 500-1.000 per liter, jenis mobil yang akan terkena pembatasan, kuota pembelian Premium, dan pemberian subsidi Pertamax.
Tim juga meneliti kesiapan infrastruktur pompa bensin, seperti tangki, pipa, dan selang. Ada juga kajian penggunaan gas sebagai energi alternatif. ”Kajiannya sudah selesai, tinggal pembuktian riset di lapangan,” katanya, Rabu pekan lalu.
Kebijakan Moneter
SBI 6 Bulan Dihapus
BANK Indonesia memutuskan tidak lagi menerbitkan Sertifikat Bank Indonesia berjangka waktu (tenor) enam bulan, dan hanya akan menjual surat utang berjangka panjang. ”SBI tenor sembilan bulan yang akan diterbitkan,” kata juru bicara Bank Indonesia, Difi Johansyah, Rabu pekan lalu. Sebelumnya, pada November tahun lalu, bank sentral telah menghentikan penjualan SBI tenor tiga bulan.
Menurut dia, Bank Indonesia ingin pelaku pasar mengurangi penempatan dana pada instrumen investasi, khususnya SBI jangka pendek. Kebijakan ini sesuai dengan desain besar bank sentral menguatkan pengelolaan moneter dan mengembangkan pasar keuangan domestik.
Pengamat ekonomi Aviliani menilai penghentian penerbitan SBI jangka pendek tak akan efektif menahan banjir dana asing ke Indonesia. Bila surat utang jangka pendek milik bank sentral dikurangi, investor akan beralih ke saham atau surat utang negara. ”Tetap saja risiko Indonesia besar,” katanya.
Ekonomi Internasional
Pertumbuhan Amerika Masih Lemah
GUBERNUR Bank Sentral Amerika Serikat Ben Bernanke menyatakan kondisi perekonomian Amerika masih lemah. Karena itu, The Federal Reserve masih akan melanjutkan program stimulus moneter.
Berbicara di depan Komite Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat, Rabu pekan lalu, Bernanke mengatakan sudah ada momentum pertumbuhan ekonomi. Tingkat pengangguran menurun dari 9,8 persen pada November 2010 menjadi 9 persen pada Januari 2011. ”Itu dasar optimisme,” katanya.
Namun ia mengingatkan pertumbuhan ekonomi baru menciptakan satu juta lapangan kerja dari delapan juta orang yang kehilangan pekerjaan selama resesi. ”Kemajuan saat ini tidak cukup berarti menciptakan lapangan kerja yang lebih banyak.”
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo