PT Natour, BUMN yang mengelola 10 hotel kelas menengah itu -- di antaranya Hotel Garuda di Yogya, Kuta Beach Hotel di Bali, dan Bath Hotel di Tretes -- akhir bulan ini akan berganti logo. "Dipesan" pada Ripta Paripurna Consultant (Jakarta), logo itu memerlukan biaya "cuma" sekitar Rp 140 juta. Bentuknya berupa huruh N (besar) dengan sebuah lingkaran. Logo lama yang akan dimuseumkan itu berbentuk huruf n juga, tapi kecil, dan seperti kata Chandra Hasan, "kurang mendukung citra perusahaan." General manager Hotel Garuda di Yogyakarta itu menambahkan, lingkaran pada logo menggambarkan matahari, mewakili unit-unit Natour di negara tropis. Elemen garis lengkung dan garis lurus membentuk huruf N itu menggambarkan kesinambungan interaksi dua arah yang harmonis, yakni antara Natour dan pemakainya. Diakui oleh Chandra bahwa dewasa ini bisnis di Indonesia telah berkembang sedemikian rupa sehingga, bagi sebuah perusahaan, logo itu penting sekali. Perubahan logo ini, kata Chandra, adalah pertanda usaha Natour untuk meningkatkan penampilan fisik serta jasa pelayanan. "Ini untuk menghadapi persaingan industri pariwisata yang cukup ketat," kata menantu Paku Alam VIII itu. Dalam persaingan di tingkat hotel kelas menengah, Natour tampaknya berhasil. Buktinya, Pemerintah tetap mempertahankan hotel ini. Sebaliknya, hotel milik pemerintah yang merugi seperti Hotel Wisata (Jakarta) dan Samudra Beach Hotel sudah ditawarkan kepada swasta.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini