Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira Adhinegara mengatakan rupiah hari ini masih rentan mengalami pelemahan. Bhima memperkirakan rupiah akan bergerak di kisaran Rp 14.200 hingga 14.440.
"Sentimen negatif muncul dari data inflasi yang berada di bawah ekspektasi. Inflasi Juni hanya mencapai 0,59 persen dengan inflasi inti sebesar 0,24 persen yang merupakan inflasi terendah selama lebaran sejak 2011," kata Bhima saat dihubungi, Selasa, 3 Juli 2018.
Baca juga: Suku Bunga Bank Indonesia Naik, Rupiah Akhirnya Menguat
Rheza menduga rendahnya inflasi diduga karena daya beli masih menurun. Namun, kemarin, 2 Juli 2018 Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Suahasil Nazara mengatakan rendahnya inflasi Juni 2018 dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya, bukan menunjukkan daya beli yang lemah.
Dalam situs resmi Bank Indonesia, Jakarta Interbank Spot Dollar Rate atau JISDOR mencatat nilai tukar rupiah terhadap dolar AS berada di angka Rp 14.331 pada penutupan Senin, 2 Juli 2018. Angka tersebut menunjukkan penguatan 73 poin dari nilai sebelumnya, yaitu Rp 14.404 pada penutupan Jumat, 29 Juni 2018.
Simak pula: Pertumbuhan Ekonomi Diharapkan jadi Sentimen Positif Rupiah
Sedangkan pada 2 Juli 2018, kurs jual US$ 1 terhadap rupiah, yaitu Rp 14.403 dan kurs beli Rp 14.259.
Lebih lanjut Bhima mengatakan faktor global masih peran penting. Faktor global tersebut seperti ketidakpastian perang dagang, dan pengetatan moneter Amerika Serikat yang akan berlanjut seiring rilis data inflasi dan PMI manufaktur AS cukup positif.
Sedangkan analis pasar uang Bank Mandiri Reny Eka Putri memperkirakan rupiah akan melemah. Reny memprediksi rupiah akan bergerak di kisaran Rp 14.325 hingga Rp 14.395.
"Tekanan eksternal masih tinggi ditambah ada isu ketegangan tarif perdagangan antara AS dan Eropa kemarin," kata Reny.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini