Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Nyepi, Hotel di Banyuwangi Kebanjiran Tamu

Tingkat hunian hotel atau okupansi di Banyuwangi pada Hari Raya Nyepi ini mencapai 90 persen.

7 Maret 2019 | 14.54 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Pecalang atau petugas pengamanan adat Bali memantau situasi saat Hari Raya Nyepi Tahun Saka 1941 di kawasan Terminal Internasional Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, Kamis, 7 maret 2019. Pengamanan oleh Pecalang tersebut dilakukan untuk menjamin keamanan dan kelancaran umat Hindu yang menjalani "catur brata" penyepian. ANTARA

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Dinas Pariwisata Banyuwangi mencatat, tingkat hunian hotel atau okupansi pada Hari Raya Nyepi ini di wilayahnya mencapai 90 persen. Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Banyuwangi MY Bramuda mengatakan hotel-hotel di Banyuwangi ini banyak menerima limpahan tamu dari Bali selama Nyepi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Karena lagi Nyepi, banyak wisatawan, terutama wisatawan asing, larinya ke Banyuwangi," kata Bramuda saat dihubungi Tempo pada Kamis, 7 Maret 2019. Adapun hotel yang terisi penuh umumnya adalah hotel-hotel berbintang tiga hingga empat yang berlokasi di tengah kota.

Sedangkan hotel-hotel di Banyuwangi bagian selatan, seperti di daerah Kali Baru, juga terhitung penuh. Namun tingkat okupansinya tidak setinggi hotel yang berada di jantung kota.

Dalam catatan Dinas Pariwisata, Banyuwangi memiliki delapan hotel berbintang. Sedangkan hotel kelas melati dan hostel secara total berjumlah 64. Bila dihitung, terdapat 3.800 unit kamar dari keseluruhan jumlah hotel tersebut.

Menurut Bramuda, peningkatan okupansi hotel-hotel di Banyuwangi menjelang Hari Raya Nyepi telah mulai terjadi pada akhir pekan lalu. Hingga Hari Raya Nyepi, 80 persen wisatawan yang datang sejak ke Banyuwangi adalah pelancong domestik. Mereka memilih berlibur ke Banyuwangi lantaran Pulau Dewata sunyi selama 24 jam saat sebagian besar masyarakat Bali melangsungkan ibadah. Sisanya, sebanyak 20 persen adalah wisatawan asing. 

Rata-rata wisatawan asing ke Banyuwangi memilih moda transportasi kapal feri. Kapal feri tersedia di Pelabuhan Gilimanuk dan akan berlayar menuju Pelabuhan Ketapang.

Selain adanya limpahan pergerakan wisatawan dari Bali, Banyuwangi terhitung padat saat Nyepi karena ada pergerakan wisatawan dari Bromo. "Karena Bromo juga sedang ditutup sementara," ujarnya.

Tingginya okupansi hotel di Banyuwangi saat Hari Raya Nyepi ini menjadi angin segar bagi pelaku wisata di kabupaten yang terkenal dengan Suku Osingnya itu. Sebab, pada triwulan I 2019, Banyuwangi terhitung sedang berada di masa low season. "High season Banyuwangi baru terjadi pada Mei nanti," ucap Bramuda.

Baca berita tentang Nyepi lainnya di Tempo.co



Francisca Christy Rosana

Francisca Christy Rosana

Lulus dari Universitas Gadjah Mada jurusan Sastra Indonesia pada 2014, ia bergabung dengan Tempo pada 2015. Kini meliput isu politik untuk desk Nasional dan salah satu host siniar Bocor Alus Politik di YouTube Tempodotco. Ia meliput kunjungan apostolik Paus Fransiscus ke beberapa negara, termasuk Indonesia, pada 2024 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus