Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan atau OJK, Inarno Djajadi, membeberkan perkembangan pasar modal di Indonesia. Menurut dia, pasar saham hingga 30 Desember 2022 melemah 3,26 persen month to date (mtd) ke level 6.850,62 dengan non-resident mencatatkan outflow sebesar Rp20,91 triliun month to date (ytd).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Secara year to date, IHSG tercatat menguat sebesar 4,09 persen dengan non-resident membukukan net buy sebesar Rp60,58 triliun,” ujar dia dalam konferensi pers virtual pada Senin, 2 Januari 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Di pasar obligasi, Inarno menjelaskan, indeks pasar obligasi ICBI menguat 0,82 persen mtd dan 3,60 persen ytd ke level 344,78. Untuk pasar obligasi korporasi, aliran dana masuk investor non- resident tercatat sebesar Rp236,57 miliar (mtd) atau Rp199,51 miliar (ytd).
Sementara, di pasar SBN, non-resident mencatatkan inflow Rp25,43 triliun (mtd) sehingga mendorong penurunan yield SBN rata-rata sebesar 6,24 bps mtd di seluruh tenor. “Secara ytd, yield SBN meningkat, rata-rata sebesar 51,30 bps di seluruh tenor dengan non-resident mencatatkan net sell sebesar Rp128,98 triliun,” ucap dia.
Lebih lanjut, Inarno berujar, kinerja reksa dana mengalami penurunan. Hal itu tercermin dari penurunan nilai aktiva bersih (NAB) sebesar 1,47 persen (mtd) di Rp 504,62 triliun dan tercatat net redemption sebesar Rp0,76 triliun (mtd).
“Secara ytd, NAB turun sebesar 12,76 persen dan masih tercatat net redemption sebesar Rp79,11 triliun,” tutur Inarno.
Sedangkan minat untuk penghimpunan dana di pasar modal hingga 30 Desember 2022, menurut dia masih terjaga tinggi. Angkanya sebesar Rp267,73 triliun, dengan emiten baru tercatat sebanyak 71 emiten yang merupakan rekor tertinggi jumlah emiten baru.
Di pipeline, Inarno mengatakan, masih terdapat 84 rencana penawaran umum dengan nilai sebesar Rp81,41 triliun. Di antaranya merupakan rencana IPO yang akan dilakukan oleh Emiten Baru sebanyak 58 perusahaan.
Sedangkan untuk penggalangan dana pada Securities Crowdfunding (SCF) yang merupakan alternatif pendanaan bagi UMKM. “Terdapat 14 penyelenggara mendapatkan izin dari OJK dengan 337 Penerbit, 136.779 pemodal, dan total dana yang dihimpun sebesar Rp721,84 miliar,” kata Inarno.
Selanjutnya sepanjang tahun 2022, dia menambahkan, jumlah investor pasar modal telah mencapai 10,31 juta investor yang merupakan milestone baru bagi industri pasar modal. “Dukungan kemudahan masyarakat mengakses instrumen pasar modal dan perluasan kanal distribusi secara digital mendukung lonjakan pertumbuhan investor sebesar 37,68 persen (yoy),” ujar dia.