Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan atau OJK menyatakan penyaluran kredit perbankan per Oktober 2019 hanya tumbuh 6,53 persen year on year. Pertumbuhan itu ditopang kredit investasi yang tetap tumbuh dua digit di level 11,2 persen year on year (YoY).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sementara dari sisi penghimpunan dana, jumlah Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan tumbuh sebesar 6,29 persen (YoY).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Secara umum, kinerja intermediasi lembaga jasa keuangan data Oktober 2019 masih sejalan dengan perkembangan yang terjadi di perekonomian domestik,” kata Deputi Komisioner Hubungan Masyarakat dan Manajemen Strategis Anto Prabowo dalam keterangan tertulis, Jumat, 29 November 2019.
Di tengah pertumbuhan intermediasi perbankan per Oktober, profil risiko dinilai masih cukup terkendali dan berada di bawah threshold. Rasio kredit bermasalah (nonperforming loan/NPL) gross terpantau meningkat tipis menjadi sebesar 2,73 persen dengan rasio NPL net sebesar 1,21 persen.
“Risiko nilai tukar perbankan berada pada level yang rendah, dengan rasio Posisi Devisa Neto (PDN) sebesar 1,52 persen, jauh di bawah ambang batas ketentuan,” ujar Anto.
Sementara itu, likuiditas dan permodalan perbankan berada pada level yang memadai. Liquidity coverage ratio dan rasio alat likuid/non-core deposit masing-masing sebesar 199,14 persen dan 87,83 persen. Adapun rasio kecukupan modal perbankan (Capital Adequacy Ratio /CAR) tercatat sebesar 23,54 persen.
OJK menyatakan akan selalu memantau perkembangan ekonomi global dan berupaya memitigasi dampak kondisi yang unfavourable terhadap kinerja sektor jasa keuangan domestik terutama mengenai profil risiko likuiditas dan risiko kredit.
Selain itu, OJK akan terus berkoordinasi dengan para stakeholder guna memitigasi ketidakpastian eksternal. "Menjaga kontribusi sektor jasa keuangan dalam perekonomian nasional serta menjaga stabilitas sistem keuangan,” kata Anto.
BISNIS