APA yang mau ditanyakan ?" Memang tak sulit menemui Menteri Keuangan Radius Prawiro. Yang sulit justru harus menjawab terlebih dahulu pertanyaan seperti itu. Bagaimana kalau kita bicara soal pajak -- karena ada kesan bahwa sulit mendapat penjelasan tentan kebijaksanaan moneter, terutama setelah pengumuman devaluasi, September tahun silam? Masuk. Wawancara dimulai pukul 07.30, tersedia waktu satu jam bagi Praginanto, Suhardjo Hs., dan Max Wangkar dari TEMPO, Jumat pekan lalu, sebelum Menteri Radius harus menghadiri suatu acara di Istana. Ternyata, topik mengenai kebijaksanaan perpajakan merupakan kulo nuqlun yang tepat sebagai pembuka kata dengan Ketua Dewan Moneter ini. Inilah petikan wawancara penuh senyum di ruang kerja yang bersih dari segala macam kertas di Departemen Keuangan: Pendapat umum yang dikumpulkan TEMPO menyatakan bahwa citra petugas pajak sudah cukup baik. Tapi, dengar-dengar, kok banyak petugas pajak yang disingkirkan. Rencana apa sebenarnya yang tengah dijalankan? Oh, mengenai aparatur perpajakan Yang kami lakukan, pertama, menanamkan motivasi bahwa pekerjaan petugas pajak itu teramat penting. Sebab, pembiayaan rumah tangga negara ini tergantung penerimaan pajak dalam ngeri. Karena itu, mereka yang menciptakan pengaruh buruk bagi wajib pajak harus segera disingkirkan. Kedua, menambah keterampilan dan jumlah petugas, karena meningkatnya jumlah wajib pajak. Di kota-kota kecil pun sekarang banyak pengusaha yang memiliki penghasilan cukup untuk dikenai pajak. Ketiga, reorganisasi perlu dilaksanakan, sesuai dengan perkembangan dan tuntutan. Jadi, tentu ada petugas yang akan menerima pendidikan teknis komputer, dan ada yang dialihkan ke bidang lain. Peralatan menjadi masalah keempat. Komputerisasi merupakan jawaban penting atas pertanyaan langkah-langkah lanjutan apa yang dilakukan pemerintah di bidang perpajakan. Informasi dari para wajib pajak bisa lebih cepat diproses, mudah disimpan, dan jangan lagi sampai terdengar ada data wajib pajak dinyatakan hilang. Apakah informasi dari wajib pajak dapat diandalkan? He-he-he . . . diharapkan bisa diandalkan. Namun, ada beberapa teknik memonitor. Misalnya seorang pengusaha membayar pajak kecil sekali, tetapi ia mempunyai empat pesawat telepon di rumahnya. Atau seseorang mempunyai tiga rumah, tapi mengapa PBB-nya hanya untuk satu rumah. Logikanya di mana? Tentu, kami akan mengecek segala sesuatunya. Apa manfaat sayembara laporan keuangan? Ada yang curiga, perusahaan yang dinyatakan bagus laporannya sebenarnya operasinya tak wajar. Oh, hasilnya baik. Sayembara itu tampaknya merangsang perusahaan-perusahaan untuk mulai melakukan pembukuan yang baik. 'Kan ada manfaatnya bagi perusahaan itu sendiri? Petugas pajak pun tak perlu repot-repot melakukan pemeriksaan. Tetapi, bila ketahuan laporannya tak wajar, tentu ada penalti. Memang, diketahui bahwa baru beberapa perusahaan di pasar modal yang laporan keuangannya baik dan terbuka. Mengapa ada pajak untuk dividen di pasar modal, tetapi tidak untuk bunga deposito? Ada pertimbangannya -- dan ini dibolehkan undang-undang. Begini, negara membutuhkan banyak dana untuk pembangunan. Itu bisa dihimpun di luar perpajakan. Jadi, masyarakat perlu dirangsang untuk menabung. Memang ada kebijaksanaan moneter untuk menghimpun dana secara cepat melalui deposito. Investasi di pasar modal itu untuk jangka panjang. Dividennya memang kena pajak, tetapi perusahaan 'kan boleh tidak membagikannya, untuk investasi lagi. Sehingga, kekayaan perusahaan bertambah nilainya. Berarti, saham-saham mendapatkan capital lain, dan untuk yang ini tidak dikenai pajak. Jangan-jangan mendadak bunga deposito dikenai pajak? Tidak, tidak. Sebagian besar penabung masyarakat kecil. Gabungan gaji dan bunga tabungannya setahun mungkin belum sampai batas minimal pendapatan kena pajak. Tingginya suku bunga kredit akhir-akhir ini diduga menyulitkan banyak perusahaan. Apa dampak dalam perpajakan? Tidak sampai dua bulan, yaitu sejak kebijaksanaan moneter 22 Juni sampai hari ini, 14 Agustus, bank-bank sudah berhasil mengamankan likuiditasnya. Itu bisa dilihat pada bunga pinjaman antarbank. Dengan demikian, suku bunga deposito dan perkreditan sudah akan turun. Gejolak yang tak sampai dua bulan itu tidak akan mempengaruhi penerimaan pajak. Pajak 'kan dihitung per tahun dan, terutama, pajak berkaitan dengan PNK (Penghasilan Nasional Kotor). Mengapa peranan pajak kita dalam PNK masih jauh di bawah dibandingkan negara-negara tetangga? Mungkin, mereka telah lebih dahulu melaksanakan sistem perpajakan yang baik. Kita memang lebih lambat belajar, karena harus menghabiskan dulu dana yang banyak dari minyak. Sering, toh, terjadi siswa yang mendapat uang saku pas-pasan lebih cepat tamat dibandingkan yang kelebihan uang? Kita baru mulai tahun 1984. Sasarannya menaikkan penerimaan pajak nonmigas, agar mencapai sekitar 14% dari PNK, atau seimbang dengan pajak dari migas. Sudah mulai memberi hasil. Seperti diketahui, dengan sistem pajak lama, pajak nonmigas pada 1983 baru 3,6%. Pada 1985, pajak nonmigas sudah naik menjadi 6,7%, padahal slstem baru berJalan dua tahun -- itu pun pada tahun pertama sebagai masa perkenalan dan tahun kedua baru mulai mengimbau. Bagaimana peranan pajak migas? Pernah mencapai 13% pada tahun 1981. Lalu turun jadi 10,9% pada 1985. Pada 1986, memang rendah sekali, mudah-mudahan naik lagi. Terakhir. Harga minyak sekarang sudah naik .... Ya, ya. . ., harga minyak itu kayak permainan yoyo: hari ini naik, besok turun. Waktu naik, orang ribut minta tambahan anggaran. Tapi, waktu turun, diam saja. Jadi, bersifat konservatif saja, lah. Kalau ada tambahan pendapatan, kita simpan saja dulu. Oke ? Akur saja, Pak.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini