Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Operasi Beli Tanah Operasi Beli Gudang

Bustanil Arifin memerintahkan para kadolog mencari tanah untuk membangun gudang, tahun ini bulog akan membangun gudang dengan daya tampung 800.000 ton beras.

21 Juni 1980 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BULOG tiba-tiba menjerit kekurangan gudang, juga karung goni. Baru saja menempati gedung jangkung di Jalan Jenderal Gatot Subroto, Jakarta, Bulog kini makin sibuk. Selain mengurus pengadaan pangan juga mengimpor 1 juta karung goni dari Muangthi. Bahkan dalam rapat koordinasi penadaan pangan 7 Juni lalu di Ujungpandang, Kepala Bulog Bustanil Arifin mengajurkan para Kadolog di seluruh Indonesia "lebih gesit mencari tanah untuk lokasi pembangunan gudang Bulog di berbagai daerah." Tahun ini Bulog merencanakan akan membangun gudang dengan daya tampung sekitar 800.000 ton beras. Menurut Kabulog, "berhasilnya pembangunan gudang itu sebagian besar ditentukan oleh kegesitan para Kadolog mencari tanah dengan harga yang wajar dan lokasi yang optimal." Ini kerja baru bagi para Kadolog yang tersebar di setiap provinsi. Bagi para calon kontraktor kelak rencana Bulog itu pasti merupakan rezeki yang lumayan besarnya. Tak disebutkan berapa anggaran untuk pembangunan gudang itu. Jelas ini proyek raksasa kedua bagi Bulog setelah badan yang memonopoli impor beras ini merampungkan pembangunan 320 unit gudang tahun 1977, menelan biaya sekitar US$ 111 juta. Semua gudang yang berada di tangan Bulog berdaya tampung 1.115.000 ton beras. Kapasitas itu sekarang tidak cukup. Apalagi setelah terjadinya "ledakan" panen musim rendengan 198o 1981 ini. Benarkah demikian? Pengadaan pangan yang sudah terkumpul sampai 7 Juni lalu berjumlah sekitar 900.000 ton. Ini diperkirakan alam meningkat menjadi 1.121.000 ton beras Agustus mendatang. Sedang semua persediaan termasuk impor mencapai 1,9 juta ton. Suatu Rekor Akibatnya "memang Bulog kekurangan gudang," kata Ibnu Sujono, kepala Puslitbang Deperdagkop. Untuk stok penyangga itu pun menurut bekas Dirjen Koperasi itu, Bulog sudah menyewa gudang milik Koperasi Unit Desa (KUD) yang menampung sekitar 200. 000 ton. Di Ja-Tim saja sampai 13 Juni lalu, pengadaan pangan sudah mencapai 511. 827 ton. Suatu rekor yang belum pernah terjadi selama ini. Tapi Dolog cuma punya 79 gudang dengan kapasitas maksimum 300.000 ton. "Padahal pengadaan tahun ini bisa mencapai 600 ribu ton," sahut A.A. Fauzi, Waka Dolog Ja-Tim. Karena itu Dolog Ja-Tim menyewa 182 gudang swasta dengan ongkos Rp 6 per ton sehari. Di Malang gudang milik Angkatan Laut juga dimanfaatkan. Sedang di Jember Dolog-menyewa gudang-gudang tembakau. Kesemuanya itu menurut Fauzi berjumlah 211.000 ton dengan biaya sekitar Rp 1 juta per hari. Kesulitan gudang ini juga terjadi di Ja-Teng, Bali dan Ja-Bar, meskipun sudah menyewa gudang swasta dan KUD. Tapi Jakarta yang memiliki sarana penyangga 252.000 ton tak punya pengaruh pada pengadaan pangan. Sesungguhnya gudang milik swasta cukup besar. Berdasarkan penelitian Puslitbang Deperdagkop, di seluruh Indonesia terdapat 94.618 gudang, dari ukuran 60 mÿFD- 1.200 mÿFD ke atas. Umumnya berkelompok di kota-kota besar. Namun gudang swasta ini "tidak cukup mendukung distribusi pangan nasional karena dipakai masing-masing perusahaan sebagai penunjang pemasaran mereka sendiri," kata Ibnu Sujono.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus