Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Adu Strategi Sambungan Internet Cepat

Operator broadband berupaya memperluas sambungan Internet rumah tangga hingga berkolaborasi dengan layanan video on demand.

8 Juni 2021 | 00.00 WIB

Petugas melakukan perawatan jaringan internet di Perumahan Pondok Karya, Jakarta, 22 Februari 2021. Tempo/Tony Hartawan
Perbesar
Petugas melakukan perawatan jaringan internet di Perumahan Pondok Karya, Jakarta, 22 Februari 2021. Tempo/Tony Hartawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Ringkasan Berita

  • Penyedia jaringan Internet pita lebar melakukan inovasi untuk menggaet pelanggan baru.

  • Link Net memperluas Internet home-passed dan menggandeng platform video on demand.

  • XL Axiata meluncurkan layanan gabungan XL Satu Fiber.

JAKARTA — Sejumlah penyedia jaringan Internet pita lebar atau broadband meluncurkan beragam inovasi untuk menggaet pelanggan baru. Mereka tak ingin melewatkan momentum pertumbuhan jumlah pengguna Internet selama masa pandemi Covid-19, yang menurut data We Are Social-Hootsuite, naik 16 persen.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Deputy Chief Marketing Officer PT Link Net Tbk, Santiwati Basuki, mengatakan penetrasi Internet broadband di Indonesia baru mencapai 12 persen, relatif rendah jika dibandingkan dengan Malaysia yang sudah lebih dari 30 persen. Dia optimistis bisa menggaet minimal 71 ribu pelanggan baru tahun ini. Selama kuartal I 2021, Link Net mendapat 20 ribu pelanggan baru.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Salah satu strategi mewujudkan target itu adalah memperluas jaringan dengan menambah jumlah rumah yang terkoneksi Internet atau home-passed. "Kami sudah mendapatkan 49 ribu home-passed. Tahun ini kami menargetkan perluasan jaringan minimal pada 150 ribu rumah," kata Santi, kemarin.

Santi mengatakan Link Net telah membangun jaringan Java Backbone yang menghubungkan 45 kota di Pulau Jawa. Saat ini Link Net memiliki home-passed yang tersebar di 23 kota, tiga di antaranya berada di Batam, Bali, dan Medan. Menurut Santi, target perusahaannya tahun ini adalah lima kota, sisanya secara bertahap digarap dalam tiga atau empat tahun ke depan.

Ilustrasi penggunaan layanan hiburan di sektor Video on Demand (VoD), 29 September 2020. Tempo/Tony Hartawan

Link Net juga memperkaya produk. Tak hanya memberikan layanan Internet, perusahaan ini juga menawarkan paket konten televisi dan menggandeng platform video on demand. Link Net juga meluncurkan aplikasi yang memungkinkan pelanggan mengakses tayangan dari beragam platform video on demand. "Jadi, pelanggan tidak harus mengunduh aplikasi setiap video on demand, cukup menonton dari satu aplikasi saja," kata Santi.

PT XL Axiata Tbk berinovasi dengan menggabungkan layanan berbasis serat optik XL Home dengan layanan seluler XL Prabayar. Chief Commercial Officer Home and Enterprise XL Axiata, Abhijit Navalekar, mengatakan produk bernama XL Satu Fiber ini diluncurkan untuk menjawab kebutuhan layanan telekomunikasi dan data berkualitas tinggi di rumah maupun di luar rumah. "Produk ini diharapkan bisa mendorong pertumbuhan pelanggan XL,” kata dia.

Ruang pusat monitoring jaringan XL Axiata di Jakarta. Tempo/Tony Hartawan

XL Home diluncurkan pada Desember 2018. Dalam setahun terakhir, kata Abhijit, jumlah home-passed meningkat 100 persen menjadi 540 ribu. Lantaran mengandalkan jaringan layanan berbasis serat optik, XL Satu Fiber hanya tersedia di Jabodetabek, Yogyakarta, Denpasar, Makassar, Balikpapan, Banjarmasin, Banjarbaru, Medan, Palembang, Bandung, Cirebon, Semarang, Surabaya, Gresik, dan Sidoarjo. Saat ini terdapat lebih dari 110 ribu rumah yang telah menjadi pelanggan produk baru XL tersebut.

Abhijit menyatakan saat ini terdapat lima paket XL Satu Fiber dengan harga Rp 274 ribu hingga Rp 999 ribu. Setiap paket memungkinkan pelanggan mendapatkan akses ke konten sejumlah video on demand sekaligus saluran televisi nasional.

Juru bicara Masyarakat Telematika Indonesia (Mastel), Danrivanto Budhijanto, menyatakan inovasi perlu dilakukan para pelaku usaha untuk bertahan. Meski pangsa pasar di industri ini masih besar, tanpa inovasi, layanan yang ditawarkan bisa tergerus. "Seperti dulu BlackBerry Messenger dan pager menghilang," kata dia.

Pengamat telekomunikasi Kristiono menuturkan, tambahan pemain baru akan mempercepat penetrasi layanan broadband Internet rumahan di Indonesia yang saat ini masih terkonsentrasi di kota-kota besar. Dia mencontohkan produk anak usaha PT PLN (Persero), ICONNET, yang memberikan layanan Internet murah tanpa televisi. "Ini akan bisa lebih mempercepat penetrasi di kabupaten atau kota," ujar mantan Ketua Umum Mastel ini.

PLN melalui anak usahanya, PT Indonesia Comnets PLus (ICON+), meluncurkan ICONNET pada bulan ini. Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini menuturkan kehadiran ICONNET ditujukan untuk memberi layanan Internet broadband yang tak hanya andal dan terjangkau, tapi juga tanpa batas. "PLN akan membangun jaringan listrik yang disandingkan dengan jaringan Internet. Di mana ada listrik, di situ ada ICONNET," kata dia.

VINDRY FLORENTIN
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Vindry Florentin

Vindry Florentin

Lulus dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran tahun 2015 dan bergabung dengan Tempo di tahun yang sama. Kini meliput isu seputar ekonomi dan bisnis. Salah satu host siniar Jelasin Dong! di YouTube Tempodotco

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus