Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Otoritas Bursa Siapkan Papan Khusus Perusahaan Rintisan

Target 35 emiten baru tahun ini dipercaya bakal terlampaui.

31 Agustus 2018 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Target 35 emiten baru tahun ini dipercaya bakal terlampaui.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

JAKARTA – Bursa Efek Indonesia menargetkan rencana penyediaan papan akselerasi terwujud tahun depan. Kehadiran papan bursa untuk perusahaan rintisan ini diharapkan mempercepat upaya memperbanyak jumlah perusahaan tercatat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI) I Gede Nyoman Yetna mengatakan papan akselerasi ini akan menampung perusahaan yang sedang tumbuh dan tak masuk kriteria papan pengembangan. "Detail aturan masih kami kaji, tapi akan ada persyaratan yang lebih ringan dibanding perusahaan di papan pengembangan," kata Nyoman kemarin.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Saat ini, bursa efek memiliki papan utama dan papan pengembangan. Papan utama diisi emiten dengan aktiva berwujud bersih paling sedikit Rp 100 miliar dan pengalaman operasional sekurangnya 36 bulan. Sedangkan papan pengembangan mencatat saham perusahaan yang memiliki aktiva berwujud bersih sedikitnya Rp 5 miliar dan pengalaman operasional setidaknya 12 bulan.

Nyoman menyebutkan setidaknya ada dua syarat yang harus dipenuhi calon emiten di papan akselerasi. Calon emiten, menurut dia, harus mempunyai model bisnis yang jelas dan menyiapkan strategi untuk menumbuhkan perusahaan. "Orang kalau mau investasi kan akan melihat apakah ada pertumbuhannya," ujarnya.

Otoritas bursa tengah berupaya menarik minat perusahaan menggelar penawaran saham publik perdana atau initial public offering (IPO). Ketidakpastian perekonomian global tahun ini dan agenda politik 2019 dikhawatirkan membuat perusahaan mengurungkan niatnya menjadi anggota bursa. BEI sempat menurunkan proyeksi pencatatan perusahaan terbuka baru tahun ini dari semula 35 perseroan menjadi hanya di kisaran 25-30 badan usaha.

Nyoman optimistis target awal 35 emiten baru bakal terlampaui. Sepanjang tahun ini, bursa saham telah kedatangan 34 anggota baru, terakhir kemarin lewat IPO PT Madusari Murni Indah Tbk, yang tercatat di papan pengembangan. Sedangkan calon emiten yang telah masuk pipeline berjumlah 18 perusahaan, di antaranya PT Garuda Food Putra Putri, PT Net Visi Media, PT Super Energy, dan PT HK Metals Utama.

Kendati tak bisa memastikan kapan perusahaan-perusahaan tersebut merealisasi IPO, Nyoman memastikan BEI akan terus mengawal agar calon emiten tetap bisa mencatatkan saham perdananya tahun ini. "Kami harap calon emiten sudah memahami kalau situasi ekonomi dan politik berjalan berbeda," kata Nyoman.

Direktur Utama PT Madusari Murni Indah Tbk, Arief Geonadibrata, menyatakan IPO tetap digelar perusahaannya karena ingin menjadi korporasi yang lebih profesional. Arief ingin mengubah citra Madusari sebagai perusahaan keluarga menjadi perseroan dengan tata kelola yang baik. "Sekarang semua diatur sesuai dengan prosedur," tuturnya.

Berbeda dengan Madusari, PT PP (Persero) Tbk memutuskan menunda proses penawaran saham perdana dua anak usahanya, yaitu PT PP Energi dan PT PP Urban. Direktur Keuangan PTPP, Agus Purbianto, menilai kondisi pasar saat ini belum memungkinkan bagi perusahaan untuk IPO. Ia berharap langkah penundaan bisa memberikan hasil maksimal saat IPO pada semester II 2019. ADITYA BUDIMAN


Nasib Emiten Baru

Sepanjang tahun ini, Bursa Efek Indonesia kedatangan 34 perusahaan anggota baru. Data menunjukkan hanya 10 emiten yang harga sahamnya kemarin lebih rendah dibanding ketika pertama kali ditawarkan. Berikut ini datanya.

Emiten Harga Penawaran* Harga Kemarin* PT LCK Global Kedaton Tbk 208 310 PT Borneo Olah Sarana Sukses Tbk 400 2.830 PT Jaya Trishindo Tbk 110 102 PT Sky Energy Indonesia Tbk 400 910 PT Indah Prakasa Sentosa Tbk 276 2.070 PT Gihon Telekomunikasi Indonesia Tbk 1.170 1.000 PT Tridomain Performance Materials Tbk 228 340 PT Dafam Property Indonesia Tbk 115 1.105 PT Charnic Capital Tbk 200 139 PT BTPN Syariah Tbk 975 1.630 PT Bank BRI Syariah Tbk 510 645 PT Surya Pertiwi Tbk 1.160 1.000 PT Royal Prima Tbk 500 1.190 PT Medikaloka Hermina Tbk 3.700 3.400 PT Guna Timur Raya Tbk 230 167 PT Sarimelati Kencana Tbk 1.100 1.135 PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk 3.850 2.840 PT MNC Studios International Tbk 500 426 PT Sriwahana Adityakarta Tbk 160 145 PT Steadfast Marine Tbk 115 450 PT Trimuda Nuansa Citra Tbk 150 156 PT MAP Aktif Adiperkasa Tbk 2.100 4.760 PT Transcoal Pacific Tbk 138 3.440 PT Batavia Prosperindo Trans Tbk 100 108 PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk 1.640 1.505 PT Jaya Sukses Makmur Sentosa Tbk 163 595 PT Pollux Properti Indonesia Tbk 615 1.905 PT Mahkota Group Tbk 225 384 PT Sinergi Megah Internusa Tbk 150 202 PT NFC Indonesia Tbk 1.850 2.880 PT MD Pictures Tbk 210 1.545 PT Andira Agro Tbk 200 835 PT Trimitra Propertindo Tbk 390 1.150 PT Madusari Murni Indah Tbk 580 870
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus