Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Perindustrian mengaku belum mengetahui penyebab tutupnya pabrik sepatu Bata di Purwakarta, Jawa Barat. Juru Bicara Kementerian, Febri Hendri Antoni Arif mengatakan, Kementerian akan merekomendasikan pabrik tersebut untuk dibuka kembali.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Kami merekomendasikan dibuka lagi, tapi kalau itu memang itu strategi bisnisnya, bagaimana?” ujar Febri di Kantor Kementerian Perindustrian, Senin, 6 Mei 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dilihat dari komposisi bisnisnya, menurut Febri, Bata mengandalkan retail. Adapun produk retail mereka banyak diisi produk impor. “Manufaktur Bata hanya sebagian kecil yang produksi sepatu, itu pun bahan bakunya berasal dari impor,” ujarnya.
Febri mengklaim bahwa saat ini kondisi bisnis industri alas kaki cukup baik sejak munculnya kebijakan Lartas atau pelarangan dan pembatasan barang impor. Dengan pembatasan, menurut dia, peredaran sepatu dan sandal impor lebih dikendalikan.
Pembatasan impor produk alas kaki, kata Febri, justru bisa dimanfaatkan industri nasional untuk tetap mendirikan pabrik di Indonesia. Oleh karena itu, dalam waktu dekat, Kementerian akan memanggil pihak Bata untuk meminta penjelasan lebih jauh.
Berdasarkan keterbukaan informasi yang disampaikan manajemen Bata kepada Bursa Efek Indonesia, 2 Mei 2024, perseroan terpaksa menutup pabrik karena permintaan terhadap jenis produk yang diproduksi di Purwakarta terus menurun.
Pihak perusahaan mengungkap, kerugian telah terjadi selama empat tahun sejak pandemi. Adapun laporan keuangan Bata pada 30 Desember 2023 mencatat penjualan neto sebesar Rp 609,61 miliar pada 2023 atau turun dibandingkan tahun sebelumnya yakni Rp 643,45 miliar.
Pada 2021, manajemen sempat mengumumkan penutupan 50 toko selama pandemi. Saat ini, perusahaan bertahan di segmen retail dan tidak hanya menjual brand Bata, tetapi merek lainnya yakni Marie Claire, Comfit, Power, Bubblegummers, North Star, B-First, and Weinbrenner.