Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta-Konsumsi cacing jenis Anisakis simplex yang terdapat di sejumlah merek ikan makarel kalengan dinilai tak berbahaya. Pakar standarisasi mutu produk perikanan dari Institut Pertanian Bogor Sunarya mengatakan, cacing Anisakis yang terdapat pada sejumlah merek makerel kalengan telah mati akibat proses pengalengan, sehingga ikan tetap aman dikonsumsi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Cacing mati pada suhu 65 derajat celcius, sementara proses pengalengan ikan dipanaskan hingga 121,1 derajat celcius. Pasti mati, saya jamin tidak berbahaya kalau dimakan,” ucap Sunarya dalam acara konferensi pers dengan Asosiasi Pengalengan Ikan Indonesia (APIKI) di Pakin, Jakarta Utara, pada Sabtu, 31 Maret 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sunarya kemudian menjelaskan pengalengan ikan makarel melalui sejumlah proses sterilisasi yang ketat. Usai ditangkap, ikan makarel dibekukan dengan suhu dingin hingga minus 40 derajat celcius dan disimpan dalam suhu minus 20 hingga minus 30 derajat celcius.
Ikan lalu dicuci, dipotong, dan dibersihkan isi perutnya. Setelah itu, ikan dimasak dan dipanaskan dalam proses pengalengan hingga suhu 121,1 derajat selama minimal tiga menit.
Pakar teknologi pangan Indonesia sekaligus anggota Komite Nasional Codex Indonesia, Purwiyatno Hariyadi, membenarkan pernyataan Sunarya tersebut. Menurut dia, bahkan kebanyakan produsen makarel kalengan memanaskan ikan dalam suhu 121,1 derajat lebih dari tiga menit. Hal itu untuk menghasilkan ikan makarel berduri lunak. “Artinya tingkat keyakunan kita bahwa cacing itu mati atau tidak lebih tinggi lagi,” ucap Purwiyatno.
Lebih lanjut, Purwiyatno mengatakan bahwa munculnya cacing pada ikan makarel kalengan hanya mengganggu secara estetika. “Dampak yang berhubungan khusus dengan kesehatan tidak ada, tapi memgganggu aspek estetika karena geli dan menjijikkan,” ucap dia.
Sebelumnya, Menteri Kesehatan Nila Moeloek menyebut bahwa cacing tersebut tidak masalah karena pada akhirnya produk ikan makerel kalengan akan dikonsumsi dengan dimasak terlebih dahulu. Ia pun menyebut cacing mengandung protein sehingga tidak berbahaya.
Kasus produk ikan makerel kaleng yang mengandung cacing menjadi viral semenjak pertama kali ditemukan di Pekanbaru, Riau, pada Selasa, 20 Maret 2018 lalu.
BPOM pada Rabu, 28 Maret 2018 kemudian mengumumkan bahwa ada 27 merek yang terdiri dari 138 bets ikan Makarel kalengan yang positif mengandung parasit cacing. Sebanyak 16 produk diantaranya merupakan impor dan 11 sisanya adalah produksi dalam negeri dengan bahan baku impor.