SEPANJANG tahun 1993, warga Jakarta tak putus-putusnya disodori pameran rumah dan apartemen. Lalu pekan pertama 1994 sudah dimeriahkan lagi dengan Pameran Rumah dan Interior '94 (ke-8), yang Sabtu lalu dibuka Menteri Negara Perumahan Rakyat Akbar Tandjung. Pameran yang diselenggarakan oleh Debindomulti Adhiswasti bekerja sama dengan REI (persatuan pengusaha real estate Indonesia) ini diikuti 102 peserta. Lebih kecil dari jumlah peserta pameran tahun lalu -- 108 peserta. "Tapi ini karena terbatasnya areal pameran. Tahun ini banyak yang menyewa ruangan lebih besar," ujar Ketua Penyelenggara Pameran, Eki Suryawijaya. Awal tahun lalu, pameran seperti ini berhasil membuahkan transaksi sekitar 500 unit rumah senilai Rp 60 miliar. Malah Ekspo REI November lalu menghasilkan transaksi sampai Rp 200 miliar. Itu sebabnya Dirut Debindomulti, Dwi Karsono, juga memperkirakan nilai transaksi dari pameran ini bisa mencapai Rp 200 miliar. Perkiraannya, daya beli masyarakat sedang bagus karena tingkat bunga yang rendah. Maka, tahun ini akan digelar sembilan pameran serupa di Indonesia. Seperti dikemukakan Menteri Akbar Tandjung, jumlah kebutuhan untuk Pelita VI mendatang diperkirakan mencapai 4-5 juta. "Dengan mengacu pada tingkat pertambahan penduduk, setiap tahun kebutuhan rumah baru dan yang perlu direnovasi sekitar satu juta," ujar Akbar Tandjung lagi. Itu berarti peluang bisnis yang besar. Oleh Menteri, selama Pelita VI, REI ditargetkan membangun 240.000 rumah sederhana dan rumah sangat sederhana. Menurut Ketua REI, Enggartiasto Lukito, permintaan itu sebagian telah dijawab dengan pembangunan 21.000 RS dan RSS sepanjang tahun 1993 yang lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini