Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
SEBUAH stasiun pengisian bahan bakar di Jalan Menteng Raya, Kamis pekan lalu, terlihat lengang. Tidak tampak antrean mobil atau sepeda motor untuk mengisi bahan bakar minyak. Dalam selang sepuluh menit, hanya satu sepeda motor mampir mengisi bensin. Regawa, pemiliknya, memilih bensin beroktan tinggi buat kendaraannya itu. "Kandungan oktan 92 bensin ini cocok buat mesin motor saya," ujarnya kepada Tempo di Jakarta pekan lalu.
Sejauh ini, pompa bensin milik Shell di Menteng itu memang masih sepi pengunjung dibanding kepunyaan PT Pertamina. Tapi boleh jadi ke depan akan lebih ramai lantaran PT Shell Indonesia mengeluarkan bensin baru, yang disebut Fuel Economy Formula, sejak 19 Januari lalu. Shell Super, Shell Super Extra, dan Fuel Economy Formula tersedia di 56 pompa bensin Shell di Indonesia. Harganya bervariasi, mulai Rp 8.550 sampai Rp 9.000 per liter.
Menurut juru bicara Shell Indonesia, Budiman Moerdijat, penambahan formula ini akan membuat produk Shell lebih efisien. Bensin baru ini sudah diuji coba. Shell mencetak rekor dunia untuk konsumsi bahan bakar terendah. VW Golf mampu berkeliling dunia hanya dengan mengisi tangki penuh sebanyak 24 kali. "Konsumen menanggapi positif kualitas bahan bakar yang baik, akurasi kuantitas, dan layanan prima," ujar Budiman.
Persaingan bisnis bahan bakar nonsubsidi semakin panas menjelang rencana pemerintah membatasi BBM bersubsidi—Premium—April mendatang. Jika kendaraan pribadi tidak boleh lagi menggunakan Premium, kebutuhan Pertamax dan bensin nonsubsidi beroktan 92 dan 95 akan meningkat.
Tapi Budiman enggan mengaitkan terobosan Shell itu untuk meramaikan persaingan pasar BBM nonsubsidi menjelang April mendatang. "Kami hanya terus melihat kesempatan pasar dan bergerak berdasarkan kesempatan," kata dia.
Total akan ikut meramaikan kompetisi penyediaan bensin nonsubsidi. Perusahaan minyak asal Prancis itu menawarkan harga bersaing dibandingkan dengan produk Pertamina. "Untuk oktan 92 seperti Pertamax, produk kami, Performance 92, dijual Rp 8.650 per liter," kata Brand & Communication Executive Total Oil Indonesia Rulianti Syahrul. Saat ini rata-rata harga Pertamax Rp 8.700 per liter.
Total juga berniat menambah gerai pompa bensin untuk merebut pasar BBM nonsubsidi. "Tahun ini kami targetkan membangun 15 sampai 20 pompa bensin lagi," kata dia. Total baru saja mengoperasikan sebuah pompa bensin di Bogor pada 9 Januari lalu.
Pertamina tidak gentar bersaing dengan produsen bahan bakar asing. "Kami siap, sangat siap (bersaing)," kata Direktur Utama PT Pertamina Karen Agustiawan. Namun, Karen melanjutkan, Pertamina berharap ada proteksi pemerintah pada penjualan BBM nonsubsidi.
Karen meminta pemerintah membuat kebijakan agar pompa bensin asing boleh menjual BBM dengan oktan 92 bila Pertamax sudah habis terjual. "Atau mereka (pompa bensin asing) harus membeli Pertamax dari Pertamina," ujarnya.
Juru bicara Pertamina, Mochamad Harun, menjelaskan, proteksi maksudnya melindungi investasi yang sudah dilakukan Pertamina, seperti pembangunan kilang, depot, tanker, dan pompa bensin. "Jumlahnya bisa mencapai US$ 40 miliar (hampir Rp 400 triliun)," kata dia.
Bandingkan dengan pemain asing yang hanya berinvestasi pada pompa bensin dengan biaya US$ 1 juta (sekitar Rp 9 miliar). "Tangki timbun saja mereka sewa," kata dia. Tak mengherankan, pompa bensin asing bisa menawarkan harga produk akhir lebih rendah kepada konsumen.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Evita Herawati Legowo tak tegas menjawab permintaan Pertamina. Evita hanya mengatakan Pertamax dari Pertamina masih akan mendominasi pasar meski ada pembatasan Premium. "Mereka (asing) hanya bisa memenuhi tujuh persen kebutuhan bensin nonsubsidi," kata dia.
Eka Utami Aprilia, Gustidha Budiartie, Gadi Makitan
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo