Panggung Serba Super

Sarah Azhari duduk di kursi pu-tar tanpa sandaran. Ia membe-lakangi penonton di rumah. Sarah tak sedang diinterogasi oleh tiga panelis yang mengambil posisi pro, kontra, dan netral di segmen Bincang pada Super Show dua pekan lalu. Mereka hanya bertanya seputar masalah Sarah yang beperkara dengan wartawan infotainment.

Tamu pertama acara yang mulai ditayangkan pada 5 Februari lalu itu ada-lah Dea Mirella. Dea yang saat itu sedang menghadapi badai rumah tangga mendapat dukungan dari Dewi Yull, seorang panelis yang mengambil posisi pro. Panelis lain yang berseberang-an adalah Soraya Haque.

Segmen Bincang tersebut adalah sa-lah satu bagian dari variety show yang ditayangkan Trans TV itu. Selain bincang-bincang, Super Show yang dita-yang-kan tiap Minggu malam pukul 20.00 itu juga menyuguhkan kontes vokal, kuis interaktif, permainan, dan gosip. Semuanya dikemas pada panggung yang megah.

Pada segmen Super Games, misal-nya-, diadakan interaksi dengan pe-mir-sa di rumah. Sekali menebak per-tanyaan, penonton mendapat jutaan ru-piah. Sebanyak 200 penonton di Stu-dio I dalam siaran langsung itu juga ikut menebak pertanyaan.

Di segmen Kuis Interaktif, pemirsa- di rumah mengirim pesan pendek untuk- memilih nomor penonton yang akan diuji kemampuannya menghibur- atau adu ketangkasan. Ada tiga juri yang akan menyeleksi, salah satunya- penyanyi Imaniar yang menilai penampil-an dan kualitas suara. Peme-nang dan pemirsa di rumah kembali diganjar hadiah uang.

Indosat sebagai sponsor utama Super- Show menyediakan hadiah uang Rp 40 juta per minggu. Ini belum di-tam-bah undian motor setiap minggu, grand prize satu unit mobil Suzuki APV setiap tiga bulan tayangan.

Produser Gina Mayangsari menutur-kan, Super Show dirancang Trans TV tahun lalu. Mereka ingin membu-at variety show dalam bentuk kolosal.- Tantangan muncul, karena biaya pro-duksinya amat besar. Artis pendukung bertaburan; panggung harus di-tunjang oleh pencahayaan penuh; me-gah dan mewah. ”Kru pun mencapai seratus orang, karena memakai seluruh studio,” kata Gina.

Ide itu lalu disambut sponsor utama. Simbiosis mutualisme pun terjadi. ”Acara variety show ini paling besar dibandingkan yang pernah dibuat televisi lain,” ujar Gina yang juga produser Dorce Show, berbangga.

Konsep acara ini sebenarnya sama sekali tak baru. Super Show terkesan se-bagai penggabungan konsep bebe-ra-pa tayangan. Kontes nyanyi dengan tiga juri berbeda di acara ini, misalnya, terkesan seperti Akademi Fantasi Indosiar. Lalu memilih penonton jadi pe-serta juga mirip kuis Tebak Harga di Trans TV. Ikutnya model catwalk juga mengingatkan pada variety show di RCTI dan Indosiar. ”Tak mengapa- bila dibilang tak baru atau konsep lama. Tapi ini belum pernah ada kan?” cetus Gina.

Dari sisi sponsor, acara ini memang efek-tif meningkatkan citra produk. Se-mua kalangan diterobos. Tak hanya me-mbidik kalangan berdasi, tapi juga ke- bawah sampai remaja. Lantaran itu, sasaran bidik Super Show diluaskan untuk keluarga. Peringkat acara ini pun, kata Gina, perlahan berge-rak dan kini mencapai rata-rata sekitar empat persen.

Semula acara ini dibawakan oleh Surya Saputra sebagai pembawa acara-. Karena ingin lebih memanja-kan pe-mirsa perempuan dan tampil lebih ringan, mereka akhirnya memilih Ade Herlina atau Indah Kalalo.

Di setiap Minggu malam yang terasa- membosankan, karena kebanyakan di-isi tayangan sinetron, Super Show terbilang jeli mengisi kekosongan acara-, kendati untuk itu mereka harus meng-geser acara Bajaj Bajuri Baru.

Fadjar P.