Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta -Pergerakan rupiah pasca libur lebaran diprediksi akan menguat. Menurut Ekonom PT Bank Permata Tbk. Josua Pardede keputusan Bank Sentral Amerika Serikat (The Federal Reserve/The Fed) menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 bps berdampak terhadap penguatan nilai tukar Dolar Amerika Serikat terhadap mata uang negara lainnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Namun demikian, Josua memprediksi nilai tukar rupiah diperkirakan akan tetap stabil karena Bank Sentral sudah melakukan kebijakan yang pre-emptive, front loading, dan ahead the curve dengan menaikkan suku bunga kebijakan pada Mei 2018 lalu. Dalam beberapa hari terakhir, Dollar Index menguat sekitar 1,8 persen sejak The Fed menaikkan suku bunga acuan pada kamis lalu. Meski demikian imbal hasil surat utang pemerintah AS cenderung menurun di kisaran 2,9 persen.
Dengan kondisi tersebut, Josua mengatakan nilai tukar rupiah pada pasar spot diperkirakan akan melemah pada awal perdagangan pasca libur Idulfitri karena NDF USD/IDR 1 bulan cenderung menguat 1 persen dalam sepekan terakhir
Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim mengemukakan usai libur panjang Lebaran diprediksi rupiah berpotensi bergerak menguat. “(Rupiah setelah Lebaran) di kisaran 13.800-14.000,” ujarnya beberapa waktu lalu.
Baca: Gubernur BI Perry Warjiyo Blak-blakan Soal Pelemahan Rupiah
Optimismenya rupiah berpeluang menguat setelah libur Idulfitri dengan memperhatikan sejumlah data yang akan dirilis. Kurs rupiah atas dolar Amerika Serikat pada penutupan perdagangan Jumat, 8 Juni 2018 melemah 57 poin atau 0,41 persen ke Rp13.932 per dolar AS.
BISNIS