Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ringkasan Berita
Akibat terbakarnya KM Umsini, Pelni harus memutar otak. Pasalnya, jumlah kapal milik perusahaan terbatas: 26 unit.
Absennya satu unit kapal berpengaruh besar karena permintaan angkutan laut untuk penumpang terus meningkat.
Pelni dinilai sangat membutuhkan dukungan dari pemerintah. Pasalnya, keuangan perusahaan tidak akan mencukupi untuk membeli kapal baru.
SUDAH tiga hari kapal motor Umsini bersandar di Pelabuhan Soekarno-Hatta, Makassar. Armada milik PT Pelni (Persero) ini tak bisa berlayar karena masih dalam pengawasan investigator, dari Kepolisian Resor Pelabuhan Makassar hingga Komite Nasional Keselamatan Transportasi. Mereka sedang mencari tahu penyebab terbakarnya kapal tersebut pada Ahad, 9 Juni 2024.
Hari itu, sekitar pukul 04.20 Wita, percikan api muncul di area mesin KM Umsini. Kepala Kesekretariatan Perusahaan Pelni, Evan Eryanto, mengatakan api diduga berasal dari motor bantu kapal. Asap hitam kemudian membubung keluar kapal. Api berhasil dipadamkan sekitar pukul 09.00 Wita.
Saat kejadian, terdapat 1.677 penumpang di atas kapal yang berencana melaju ke Surabaya, Jawa Timur; DKI Jakarta; serta Kijang, Tanjung Pinang. Seluruh penumpang berhasil dievakuasi dengan selamat. Begitu juga dengan awak kapal. "Anak buah kapal dengan cepat berupaya melakukan pemadaman menggunakan alat pemadam CO2 yang tersedia di atas kapal dan pada saat yang bersamaan menurunkan penumpang ke dermaga," ujar Evan.
Akibat kejadian ini, Pelni harus memutar otak. Pasalnya, jumlah kapal milik perusahaan terbatas: 26 unit. Itu pun tak semuanya beroperasi, karena ada jadwal perawatan secara periodik.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Didit Hariyadi dari Makassar berkontribusi dalam penulisan artikel ini.