Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Berita Tempo Plus

Peluang dari Rute Ziarah

Garuda Indonesia bersiap mengoptimalkan layanan penerbangan umrah dan haji setelah Arab Saudi melonggarkan persyaratan pada 25 November lalu. Serikat Karyawan menolak kerja sama dengan maskapai asing.

1 Desember 2021 | 00.00 WIB

Jemaah haji melakukan sujud syukur setibanya di Bandara Adi Soemarmo, Boyolali, Jawa Tengah, 2019. ANTARA/MOHAMMAD AYUDHA
material-symbols:fullscreenPerbesar
Jemaah haji melakukan sujud syukur setibanya di Bandara Adi Soemarmo, Boyolali, Jawa Tengah, 2019. ANTARA/MOHAMMAD AYUDHA

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ringkasan Berita

  • Garuda Indonesia bersiap mengoptimalkan layanan penerbangan umrah dan haji.

  • Pemerintah Arab Saudi mencabut aturan wajib transit dalam penerbangan umrah.

  • Serikat Karyawan Garuda menolak kerja sama dengan maskapai asing.

JAKARTA – PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk tengah bersiap mengoptimalkan layanan penerbangan umrah dan haji. Kepada Tempo, Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra, menyatakan tak akan menyia-nyiakan peluang rute asing yang sudah dibuka Arab Saudi untuk Indonesia. “Pasti kami ambil, tapi masih siap-siap,” ujarnya.

Dalam kondisi normal tanpa pandemi Covid-19, kata Irfan, sebelumnya, porsi jemaah umrah dan haji ke Timur Tengah mencapai 90 persen. Sisanya adalah penumpang tujuan bisnis atau pekerja asal Indonesia ataupun warga Saudi yang pulang dari Indonesia.

Garuda mengakui sudah mengirim proposal pengajuan kembali penerbangan umrah. Namun metode penerbangan yang diajukan manajemen hanya penerbangan langsung tanpa transit. "Kami sudah maju dengan proposal (penerbangan langsung),” tutur Irfan.  

Alasan yang sama membuat Garuda Indonesia tak membuka layanan ke Tanah Suci meski pintu bagi peziarah asing sudah dibuka sejak 10 Agustus 2021. Saat itu pemerintah Arab Saudi masih mewajibkan transit bagi penumpang asal sembilan negara, termasuk Indonesia. Di negara ketiga, jemaah harus dikarantina selama dua pekan.

Peluang penerbangan umrah kembali muncul pada 25 November lalu, saat otoritas penerbangan Arab Saudi (General Authority of Civil Aviation/GACA) mencabut aturan transit. Isi edaran GACA yang sudah berlaku sejak awal bulan ini mencakup penerbangan umrah.

Irfan pun menjanjikan perjalanan itu tetap dilayani pesawat berbadan lebar. Namun belum ada rincian perencanaan tersebut karena Garuda berencana memangkas jumlah pesawat besar. Dalam beberapa tahun ke depan, hanya ada tujuh tipe pesawat dari sebelumnya 13 tipe. Merujuk pada data operasional di laman resmi Garuda, perusahaan pelat merah itu mengelola empat pesawat berbadan lebar, yaitu Boeing 777-300ER, serta Airbus seri 330-900 Neo, A330-300, dan A330-200.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Yohanes Paskalis

Mulai ditempa di Tempo sebagai calon reporter sejak Agustus 2015. Berpengalaman menulis isu ekonomi, nasional, dan metropolitan di Tempo.co, sebelum bertugas di desk Ekonomi dan Bisnis Koran Tempo sejak Desember 2017. Selain artikel reguler, turut mengisi rubrik cerita bisnis rintisan atau startup yang terbit pada edisi akhir pekan.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus