Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Pembahasan Family Office Dilanjutkan, Kini Jokowi Panggil Sandiaga, Wamenkeu, Bos OJK hingga Kepala BKPP

Presiden Jokowi bersama sejumlah menteri Kabinet Indonesia Maju dan kepala lembaga pada hari ini membahas usulan family office.

1 Juli 2024 | 11.14 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif / Politikus Partai Persatuan Pembangunan Sandiaga Uno ditemui di Istana Merdeka, Jakarta, pada Rabu, 3 Oktober 2023. TEMPO/Daniel A. Fajri

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mengungkap soal skema investasi family office kepada wartawan di lingungan Istana Kepresidenan, pada hari ini, Senin, 1 Juli 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hal ini disampaikannya sebelum rapat internal dengan Presiden Joko Widodo atau Jokowi bersama sejumlah menteri Kabinet Indonesia Maju dan kepala lembaga. "Iya ada undangan untuk membahas penguatan ekonomi dan keuangan kita, salah satu yang akan dibahas family office. Nanti dilaporkan," kata Sandiaga, seperti dikutip dari Antara.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sejumlah pimpinan lembaga yang hadir adalah Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Muhammad Yusuf Ateh, Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara dan Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar.

Sandiaga sebelumnya menyatakan pihaknya masih menggodok regulasi untuk menarik potensi ekonomi dari family office yang rencananya dipusatkan di Bali.

“Saya akan menghitung berapa target awal dan regulasinya seperti apa yang perlu kami hadirkan,” kata Sandiaga Uno usai menghadiri World Water Forum, di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali pada Mei lalu.

Menurut Sandiaga, family office adalah suatu konsep yakni keluarga yang membawa kekayaannya untuk investasi dan dikelola di suatu wilayah sekaligus mereka bisa berwisata. Konsep itu sudah banyak diterapkan di sejumlah negara, di antaranya Singapura, Malaysia, Monako, London, Hong Kong, dan Dubai.

Ia menilai family office menarik dan strategis dikembangkan dan Bali dinilai lebih siap, karena terbangun ekosistem pariwisata. Dalam implementasinya, kata Sandiaga, family office perlu didukung infrastruktur di antaranya perumahan hingga jaringan ekonomi digital yang baik. Tak hanya itu, perlu juga disiapkan atraksi guna menarik lama tinggal investor tersebut.

Lebih jauh, Sandiaga optimistis family office dapat diterapkan di Tanah Air karena pemerintah juga memiliki kebijakan golden visa untuk mewujudkan investor sekaligus wisatawan asing yang berkualitas. Investasi yang akan diarahkan yakni investasi hijau atau yang berkaitan dengan aktivitas ramah lingkungan.

“Jadi length of stay-nya sangat panjang. Kedua, mereka membawa pendanaan. Jadi keberlanjutannya itu lebih terasa dan ini sangat cocok dengan konsep Golden Visa,” ucap Sandiaga. 

Adapun pada pertengahan Juni lalu, Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan Presiden Jokowi sudah menyetujui pembentukan family office di Indonesia. Family office perlu dibentuk di Tanah Air mengingat tingginya permintaan dari keluarga kaya di luar negeri yang tertarik menyimpan uangnya di Indonesia.

“Saya bilang ‘bapak presiden kalau bapak setuju kita coba di sini’. (Jokowi bilang) ‘setuju Pak Luhut,” katan Luhut, Kamis, 20 Juni 2024.

Saat itu, Luhut menyebutkan hal terpenting dari pembentukan family office adalah agar uang orang kaya ada di Tanah Air. Dengan demikian, devisa negara menjadi kian kuat.

Di sisi lain, kepercayaan dunia terhadap Indonesia bakal semakin baik. Family office, kata Luhut, saat ini sudah ada di Singapura, Hong Kong, dan Abu Dhabi, yang bisa menjadi rujukan Indonesia.

“Kalau mereka bisa buat, kenapa kita tidak. Kan itu menguntungkan republik (Indonesia),” ujar Luhut.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus